RADAR JOGJA – Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menyelenggarakan kegiatan Sosialisasi Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP) dalam rangka Peringatan Hari Remaja Internasional, di Hotel Jayakarta, Sabtu (31/8).
Plt Kepala Perwakilan BKKBN DIY Rohdhiana Sumariati SSos MSc menyampaikan, sebagai institusi yang berpartisipasi aktif dalam pembinaan remaja, BKKBN memiliki Program Unggulan Generasi Berencana (GenRe). Tujuannya adalah untuk meningkatkan pemahaman pengetahuan serta sikap dan perilaku positif remaja tentang kesehatan reproduksinya dan menyiapkan kehidupan berkeluarga dalam upaya peningkatan kualitas generasi mendatang.
Program GenRe, dengan tagline Sehat, Cerdas, dan Ceria, adalah program yang dikembangkan dalam rangka menyiapkan kehidupan berkeluarga bagi remaja. “Sehingga mampu melangsungkan jenjang pendidikan berkarir dalam pekerjaan serta menikah dengan penuh perencanaan sesuai siklus kesehatan reproduksi,” ujarnya.
Rohdhiana berharap melalui Sosialisasi PUP diharapkan komunitas remaja yang Mengikuti sosialisasi ini dapat mensosialisasikan tentang usia perkawinan ideal kepada teman sebayanya, dan bisa berkata tidak kepada Seks Pranikah , Pernikahan Dini, dan NAPZA. Mereka diharapkan bisa menyiapkan kehidupan keluarga sejak dari remaja. Merencanakan kapan selesai sekolah, kapan bisa mempunyai pekerjaan, dan karir, untuk selanjutnya menikah. “Usia ideal untuk pernikahan adalah 21 tahun untuk perempuan dan 25 tahun untuk laki-laki,” ungkapnya. Selanjutnya bisa merencanakan akan memiliki anak berapa sehingga bisa melahirkan generasi muda yang berkualitas melalui keterlibatan dalam 1.000 hari pertama kelahiran.
Kepala Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga (KSPK) Dr Iin Nadzifah Hamid menjelaskan bahwa PUP sudah menjadi komitmen bersama. Menjadi PR bersama ketika masih terjadi pernikahan dini. “Harus diusahakan harmonisasi antara regulasi pemerintah dan anjuran pemerintah. Generasi muda harus menyadari arti penting perencanaan sebuah keluarga, dan menyadari dampak negatif Pernikahan Dini secara medis dan psikologis yang sangat merugikan,” tuturnya. (sce/pra)