Salah satu penyebab kematian yang dapat menurunkan produktivitas sumber daya manusia (SDM) di Indonesia adalah penyakit tidak menular (PTM). Selama ini PTM sulit disembuhkan bila sudah sampai tahap akhir. PTM membutuhkan biaya pengobatan yang tinggi.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan angka kematian akibat PTM terus meningkat di seluruh dunia. Terutama di negara-negara menengah dan miskin sebesar 70 persen populasi global akan meninggal akibat PTM. Diprediksi pada 2030 ada 52 juta jiwa kematian per tahun karena PTM.

Hasil riset kesehatan dasar (Riskesdas) 2018 menunjukkan prevalensi PTM naik dibandingkan Riskesdas 2013. Antara lain kanker, stroke, penyakit ginjal kronis, diabetes melitus (DM) dan hipertensi. Prevalensi kanker naik dari 1,4 persen (Riskesdas 2013) menjadi 1,8 persen, prevalensi stroke naik dari 7 persen menjadi 10,9 persen, dan penyakit ginjal kronik naik dari 2 persen menjadi 3,8 persen. Sedangkan DM  dari 6,9 persen menjadi 8,5 persen dan hipertensi dari 25,8 persen menjadi 34,1 persen.

Kenaikan prevalensi PTM ini berhubungan dengan gaya hidup  yang buruk. Di antaranya, merokok, mengonsumsi minuman beralkohol, aktivitas fisik yang kurang, tidak mengkonsumsi buah dan sayur serta tidak melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia terus mengimbau seluruh masyarakat  menerapkan gaya hidup sehat guna mencegah PTM. Salah satunya melalui gerakan masyarakat hidup sehat (Germas).

Germas merupakan gerakan nasional yang diprakarsai  Presiden RI Joko Widodo. Mengedepankan upaya promotif dan preventif serta melibatkan seluruh komponen bangsa dalam memasyarakatkan paradigma sehat.

Tujuan Germas menurunkan beban PTM dan beban pembiayaan pelayanan kesehatan karena meningkatnya penyakit dan  pengeluaran kesehatan serta penguatan sistem kesehatan. Juga menghindarkan terjadinya penurunan produktivitas penduduk.

Germas dilakuka seluruh komponen bangsa untuk berperilaku hidup sehat guna meningkatkan kualitas hidupnya. Tahap awal kegiatan utama Germas meliputi  pertama, melakukan aktifitas fisik 30 menit per hari, kedua, mengonsumsi buah dan sayur, serta ketiga, cek kesehatan secara rutin.

Aktifitas fisik mampu meningkatkan kerja dan fungsi jantung, paru serta pembuluh darah. Kekuatan dan daya tahan otot, meningkatkan kepadatan tulang serta mencegah osteoporosis. Ini akan mengurangi risiko terjadinya PTM maupun kematian dini akibat PTM.

Begitu juga dengan mengonsumsi buah dan sayur dapat menjaga kenormalan tekanan darah, kadar gula dan kolesterol darah. Adapun cek kesehatan secara rutin  berfungsi menentukan asupan makan yang diperlukan atau dihindari.

Perbaikan pola hidup dan perbaikan lainnya pada tubuh mengacu pada hasil pemeriksaan kesehatan. Germas mengajak masyarakat membudayakan hidup sehat agar mampu mengubah perilaku tidak sehat.

Secara umum tujuan Germas menjalani hidup lebih sehat. Gaya hidup sehat akan memberi banyak manfaat. Mulai peningkatan kualitas kesehatan hingga peningkatan produktivitas seseorang demi mencegah PTM. (***)