RADAR JOGJA – Keberadaan Yogyakarta Internasional Airport (YIA) di Kulonprogo harus bisa menumbuhkan perekonomian yang lebih tinggi. Dengan begitu, angka ketimpangan DIJ yang selalu paling tinggi secara nasional, bisa tereduksi.

Gubernur DIJ Hamengku Buwono X menyatakan, dengan diselesaikannya bandara baru, perekonomian di DIJ harus semakin tinggi dan terus meroket. Dengan selesainya YIA di kuartal ke-3 nanti pertumbuhan ekonomi DIJ bisa mencapai 7,5 persen.

Untuk itu, HB X  mengajak semua organisasi perangkat daerah (OPD), masyarakat dan pengusaha untuk berpikir keras mencapai target yang diharapkan. Saat ini, rata-rata pertumbuhan ekonomi di DIJ di kisaran 6,2 persen. “Jangan sampai anjlok ke 5,2,” tegas HB X di Bangsal Kepatihan, Jumat (27/9).

Dikatakan, kehadiran YIA diprediksi akan menjadi daya tarik tersendiri bagi para investor untuk berinvestasi di berbagai bidang. Dengan begitu, perekonomian di daerah akan bergeliat.

HB X juga mengingatkan keberadaan YIA juga bisa menjadi penguat bagi usaha kecil dan menengah (UKM). Dia mendorong potensi UKM dan pengusaha kelas menengah bisa tumbuh.

“Investor besar pertumbuhannya bisa mencapai sembilan koma, tetapi rakyat tidak dapat apa-apa. Itu karena investor inginnya untuk sendiri,” kata gubernur yang juga raja Keraton Jogja ini.

Hanya, lanjutnya, bila investasi dibangun oleh Badan Usaha Milik Negara (BUM), maka besar kemungkinan pertumbuhan akan tetap terjaga. Melalui BUMN, Pemprov DIJ akan melakukan komunikasi. Dari situlah akan terjadi sinergitas, sehingga perekonomian rakyat bisa terbangun.

Terkait persaoalan kemiskinan di DIJ, HB X mengatakan, untuk menuntaskan kemiskinan tidak semudah yang diperkirakan. Pemprov  harus duduk bersama DPRD DIJ untuk bisaa mencari solusi yang tepat untuk mengatasi kemiskinan. “Harus ada pilihan yang terbaik dari yang baik. Bukan yang terbaik dari yang jelek,” jelasnya.

Sementara itu, Ketua DPRD DIJ Nuryadi mengatakan selain sebagai pengawas dari eksekutif, dewan selalu siap bersinergi bersama pemprov demi pertumubuhan ekonomi di Jogjakarta. Maka dari itu dia mengajak anggota dewan yang baru untuk terus melanjutkan perjuangan dari anggota dewan sebelumnya untuk mensejahterakan rakyat.

Apalagi, dalam rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD), target penurunan kemiskinan mencapai 7,3 persen. Namun nyatanya kemiskinan di DIJ masih di angka 11 persen. “Maka dewan ke depan harus memperjuangkan rakyat sebaik-baiknya,” jelasnya. (bhn/laz)