RADAR JOGJA – Jajaran Politeknik Pembangunan Pertanian Yogyakarta-Magelang (Polbangtan YoMa) turut berpartisipasi dalam peringatan Hari Tani Jawa Tengah, Sabtu (29/9).
Acara yang digelar di Pemalang tersebut dihadiri beberapa tokoh pertanian. Di antaranya, Kepala BPPSDMP Kementerian Pertanian Prof Dr Ir Dedi Nursyamsi MAgr, Staf Ahli Menteri Pertanian Bidang Lingkungan Pertanian Ir Pending Dadih Permana MEcDev, dan petani muda milenial alumnus Institut Pertanian Bogor Dwi Sartono SP.
Adapun delegasi dari Polbangtan YoMa dipimpin Direktur Dr Rajiman MP, 134 mahasiswa tingkat 2 (semester 3), dan 6 staf pendamping mahasiswa.
Mereka terlibat dalam diskusi membangun generasi petani muda milenial. Untuk membangun pertanian modern. Menuju revolusi industri 4.0.
Peserta diskusi terdiri atas para penyuluh, petani, perwakilan dinas pertanian dan dinas peternakan se-Jawa Tengah, serta mahasiswa Polbangtan.
Dalam kesempatan itu beberapa peserta diskusi melontarkan pertanyaan dan saran. Sebagian lainnya memanfaatkan momen itu untuk curhat dan minta bantuan. Demi meningkatkan kualitas hasil pertanian. Di wilayah masing-masing.
Nur Dari Blora, salah satunya. Dikatakan, petani di Blora kerap mendapat jagung dengan alfatoksin tinggi. Karena itu, dia berharap para penyuluh menyampaikan pesan kepada petani agar tak memanen terlalu dini. Dia juga bertanya cara meningkatkan kualitas produksi supaya bisa bersaing di pasaran dan layak ekspor.
Sedangkan Totok Maryanto dari Pemalang minta bantuan bangunan untuk penempatan ricemeal. Sementara Mukito, tenaga bantu penyuluh pertanian dari Suradadi, Tegal minta bantuan embung. Untuk sarana irigasi lahan pertanian seluas 550 hektare di wilayah binaannya. Dia juga berharap subsidi bagi petani.
Menanggapi para audiens, Prof Dedi Nursyamsi menuturkan pentingnya memanfaatkan teknologi tepat guna. Agar sarana yang tersedia lebih optimal penggunaannya. Teknologi pascapanen juga harus dikembangkan. Pun inovasi lain di bidang pertanian. “Dari semua itu sumber daya manusia paling berkontribusi terhadap produktivitas (hasil pertanian, Red),” katanya.
Pending Dadih Permana menambahkan, masyarakat yang membutuhkan bantuan dan subsidi pemerintah harus mengikuti prosedur yang berlaku. Dia siap membantu para petani. “Kami tunggu proposalnya,” ujar Dadih.
Sementara itu, Dwi Sartono mengimbau para petani lebih bijaksana menyikapi kondisi pasar produk hasil pertanian. Meski kadang keadaanlah yang memaksa petani segera memanen tanaman (jagung, Red). “Hal itu tidak tepat (panen dini, Red). Petani harus melihat kebutuhan pasar dan standardisasi yang disepakati,” jelasnya.
Terpisah, Direktur Polbangtan YoMa Dr Rajiman MP menyatakan keyakinannya akan keberhasilan dunia pertanian. Rajiman optimistis, pertanian Indonesia akan maju. Petani pun sejahtera. “Optimisme yang disebarkan di momentum Hari Tani ini demi mewujudkan pembangunan pertanian sesuai zamannya,” ujarnya. (*/yog/ila)