RADAR JOGJA – Banyaknya makanan siap saji serta penggunaan gadget, ternyata membawa dampak buruk bagi anak di Indonesia. Salah satunya adalah ancaman obesitas.
Dikatakan oleh Prof Hamam Hadi, saat ini obesitas pada anak menjadi ancaman serius karena anak obesiras cenderung akan terbawa hingga dewasa. Orang obesitas berisiko tinggi menderita Penyakit-penyakit Tidak Menular (PTM) seperti stroke, hipertensi, penyakit jantung dan diabetes mellitus.
“Tentu hal ini cukup mengkhawatirkan. Sebab dalam lima tahun naiknya drastis,” ujar pria yang juga menjabat sebagai rektor Universitas Alma Ata (UAA) Jogjakarta ini, Senin (30/9).
Bahkan, lanjut dia, dalam 10 tahun terakhir ini obesitas pada anak mengalami peningkatan, tahun 2007 angkanya 9,2 persen menjadi 18,8 persen pada 2013. Menurut Prof Hamam, obesitas pada anak terus mengalami peningkatan seiring perubahan gaya hidup serta pola makan, termasuk anak-anak berubah gaya hidupnya karena kurang aktivitas fisik.
Penyebabnya, bisa dikarenakan banyak hal seperti perilaku penggunaan gadget. Serta maraknya pertumbuhan teknologi transportasi yang berkembang begitu cepat.
Lebih lanjut, dari hasil penelitian para peneliti dari Alma Ata Center for Healthy Life and Food (ACHEAF) bekerja sama dengan para peneliti dari beberapa universitas di kawasan Asia Pasifik. Ditemukan anak-anak usia sekolah di Indonesia juga terpapar iklan makanan yang tidak sehat.
“Persisnya, anak-anak Indonesia terpapar lebih sering iklan junk food tiga kali lebih sering dibanding anak seusianya di Kuala Lumpur, tiga kali lebih sering dibanding anak seusianya di Shanghai, 5-7 kali lebih sering dibanding anak seusianya di China, Korea dan sebagainya,” jelas Prof Hamam.
Seorang peneliti dari Johns Hopkins University, Prof Joel Gittelsohn MS PhD mengatakan, untuk mencegah meningkatnya prevalensi obesitas dan penyakit-penyakit terkait, diperlukan peningkatan aktivitas masyarakat yakni membangun budaya masyarakat yang lebih aktif. Bisa pula dengan meningkatkan konsumsi buah dan sayuran. (inu/tif)