RADAR JOGJA – Di beberapa daerah, kasus anak yang mengalami gangguan kejiwaan akibat gadget terus meningkat. Bahkan harus menginap dan dirawat di rumah sakit.
Kepala Dinas Kesehatan Sleman Joko Hastaryo berharap kondisi itu tidak sampai menjalar ke Sleman. Sebab, hingga saat ini dinas belum menerima laporan. “Kendati demikian, hal itu perlu diwaspadai,’’ ujar Joko, Selasa (29/10).
Menurutnya, pengawasan orang tua sangat penting. Terutama untuk anak yang usianya 8-17 tahun. Untuk mencegah diperlukan pendekatan psikologi anak. “Tapi peran ibu di sini sangat penting,” terangnya.
Dia meminta kepada orang tua agar tegas untuk membatasi penggunaan gadget. Selain itu, dia meminta agar orang tua peduli dengan memperhatikan pertumbuhan anak. “Kalau orang tua tidak peduli, anak bisa menggunakan gadget di mana-mana, termasuk sekolah,” bebernya.
Menurut Joko, faktor anak bisa kecanduan gadget salah satunya yaitu kemudahan dalam mendapatkan gadget. Selain itu, banyak konten yang bisa didapatkan dalam genggaman.
Seperti video atau game yang dengan mudah diunduh. “Jadi ada yang menarik sehingga anak seperti candu, kalau tidak pegang gadget gelisah,” ujarnya.
Tanda-tanda seorang telah kecanduan dapat dilihat saat bangun tidur. Joko menjelaskan jika saat bangun yang dicari pertama adalah gadget, itu bisa dikategorikan sebagai gejala awal.
Pun demikian saat makan. Jika anak juga masih memegang gadget itu juga tanda dari kecanduan. “Di kamar mandi bawa HP itu juga tanda, sehingga pengawasan orang tua itu yang paling menentukan,” tegasnya.
Sementara itu Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Sleman Mafilindati Nuraini mengatakan jika pihaknya telah berulang kali melakukan langkah pencegahan.
Antara lain melalui sosialisasi di forum anak. Ada juga kegiatan pertemuan-pertemuan dengan gabungan organisasi wanita yang diisi materi upaya pencegahan kecanduan gadget.
Selain dampak kejiwaan, Linda menjelaskan tumbuh kembang anak juga terganggu. “Antara lain dari sisi kesehatan bisa terjadi gangguan fisik seperti mata atau obesitas,” terangnya. (har/din)