Radar Jogja – Pemerintah Kota (Pemkot) Jogja kembali menerima penghargaan bergengsi dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nasional (Kemendikbud) untuk kelima kalinya, yakni Anugerah Kihajar (Kita Harus Belajar).

Penghargaan diserahkan langsung oleh Sekretaris Jenderal Kemendikbud Didi Suhardi di Balai Kartini Exhibition & Convention Center Jakarta Selatan, Kamis (14/11) malam. Dalam sambutannya, Didi mengungkapkan, anugerah Kihajar diberikan kepada pemimpin daerah yang dinilai berprestasi dalam mendayagunakan pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di bidang pendidikan. Wali Kota Jogja Haryadi Suyuti menjadi salah satu dari 16 kepala daerah yang dinilai berhasil menggunakan teknologi informasi dam komunikasi dalam berbagai elemen dalam bidang pendidikan. “Tahun ini total ada 155 peserta yang mengikuti kualifikasi terdiri dari pemerintah provinsi, kota dan kabupaten di seluruh Indonesia dan menyisakan 16 yang dinyatakan lolos dalam penilaian,” ucap Didi.

Kota Jogja menang dalam kategori kebijakan dan program tingkat utama. Selain Kota Jogja, juga dimenangkan Gunungkidul dan Surabaya.

Wali Kota Jogja Haryadi Suyuti mengaku bangga dengan torehan prestasi tersebut, menurutnya penghargaan tersebut menjadi bukti komitmen Kota Jogja sebagai Kota Pendidikan sekaligus Kota Pelajar. “Tentu penghargaan ini kami dedikasikan kepada para guru di Kota Jogja atas komitmennya melaksanakan dan memberikan pelajaran serta pembelajaran dengan memanfaatkan TIK,” ungkapnya.

Haryadi menambahkan, Pemkot Jogja beberapa tahun terakhir ini sudah menerapkan Penerimaan Peserta Didik Baru Real Time Online (PPDB-RTO). “Dengan sistem ini, penerimaan peserta didik baru menjadi semakin akuntabel dan transparan,” katanya.

Selain itu, juga telah dikembangkan mengembangkan layanan Konsultasi Belajar Siswa Online (KBS Online). Di mana siswa bisa mengkonsultasikan kesulitan-kesulitan yang dialami secara online.  “Layanan ini sudah terintegrasi dengan Jogja Smart Service dan bisa diunduh melalui Google Play Store,” paparnya.

Haryadi menambahkan, saat ini Pemkot Jogja sedang mengembangkan aplikasi e-learning sebagai pemanfaatan teknologi informasi. Harapannya dengan e-learning bisa meningkatkan kualitas pendidikan di Kota Jogja.

Sementara itu Kepala Dinas Pendidikan Kota Jogja Budi Asrori menambahkan, konsep e-learning yang dimaksud menyerupai aplikasi Ruang Guru. Proses belajar mengajar seperti di kelas, terdapat guru dan murid, namun tidak bertatap muka. “Seperti di kelas, ada guru ada murid. Satu kelas itu dibatasi 10 siswa. Jadi nanti guru mengajar, siswanya nge-add. Jadi seperti di kelas tetapi bisa diakses dari mana saja,” jelasnya. (naf/tif)