RADAR JOGJA – Yuni Satia Rahayu cukup menaruh perhatian pada isu soal pertanian di perkotaan. Khususnya menyangkut masalah perikanan. Diam-diam dia menyoal kebijakan dan perhatian pemerintah daerah terhadap pengembangan petani ikan di kawasan perkotaan.
“Kami ingin tahu sebenarnya apa langkah yang dilakukan pemerintah daerah. Terus apa yang bisa dilakukan petani ikan di perkotaan seperti kawasan Kecamatan Depok, Sleman,” ujarnya saat menghadiri rapat kerja Komisi B DPRD DIY dengan Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan DIY Bayu Mukti Sasongko pada akhir pekan lalu.
Politisi yang akrab disapa Neni ini menambahkan, di perkotaan memiliki kendala keterbatasan lahan. Karena itu, perlu ada pilihan lain agar tetap bisa mengembangkan budi daya ikan.
Wakil bupati Sleman periode 2010-2015 itu merupakan muka baru di lingkungan DPRD DIY. Neni terpilih sebagai anggota dewan dari Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan. Dia menjadi calon legislatif (caleg) perempuan satu-satunya dari dapil Sleman selatan.
Jumlah kursi dari dapil ini sebanyak 9 buah. Suara yang didapat Neni sebanyak 23.797. Dia menjadi peraih suara terbanyak mengungguli delapan orang caleg lainnya. Termasuk dari internal partainya.
Selain anggota Komisi B, Neni menjabat ketua Badan Pembentukan Peraturan Daerah (Bapemperda) DPRD DIY serta anggota badan musyawarah (bamus). Sebagai ketua Bapemperda, belum lama ini melaporkan hasil kerja Pansus Raperda Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan Pemukiman (RP3KP) dan Pansus Raperda Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS).
Neni bertindak juru bicara di depan paripurna. Laporan yang dia sampaikan tindak lanjut dari hasil fasilitasi di Kemendagri. Ibu dua anak ini juga menyampaikan perjalanan pembahasan kedua pansus.
Sosok Neni dikenal sebagai aktivis. Dia giat di sejumlah LSM yang punya ketertarikan kepada hak-hak perempuan. Dia ikut mendirikan Forum Diskusi Perempuan Yogyakarta (1989).