RADAR JOGJA – Berdasarkan data dari Badan Ekonomi Kreatif, kontribusi terbesar subsektor ekraf terhadap PDB, sebesar 41,40% adalah sektor kuliner, fesyen sebesar 18,01%, dan kriya (labelling, packaging) sebesar 15,40%.

Sedangkan subsektor DKV, film/animasi/video, seni pertunjukan dan tv/radio merupakan empat subsektor potensial yang mengalami pertumbuhan tertinggi di tahun 2016.

Hal tersebut disampaikan Direktur Pengembangan Pasar Dalam Negeri, Deputi Pemasaran Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Baparekraf) Yuana Rochma Astuti dalam diskusi Peran Desain Grafis untuk Industri Lokal akhir pekan lalu, di Kedai Kolega, Yogyatourium Dagadu Djokdja.

Diskusi yang diselenggarakan oleh PT Astra Graphia Tbk bersama Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif serta Asosiasi Profesional Desain Komunikasi Visual Indonesia (AIDIA).

“Keberadaan industri kreatif Indonesia telah menjadi motor penggerak perekonomian nasional. DKV merupakan satu dari empat subsektor ekraf yang mengalami pertumbuhan pesat di mana DKV bertumbuh 8,98% di tahun 2016.1 Hal ini menunjukkan bahwa DKV memiliki peran penting dan mampu memberikan dampak besar terhadap subsektor ekraf seperti kuliner, fesyen, dan kriya,” paparnya.

Sementara itu, mengutip data dari portal Pemerintah Provinsi DIJ, pertumbuhan industri kreatif di DIJ semakin pesat berkembang dalam satu dekade  terakhir.

Terdapat lebih dari 172 ribu pelaku ekonomi kreatif, dimana lima subsektor terbesarnya bergerak di usaha kuliner, kriya, fesyen, penerbitan, dan fotografi.

Subsektor kuliner sebanyak 106 ribu usaha, kriya 36 ribu  usaha, fesyen 23 ribu  usaha,  penerbitan 3  ribu usaha, dan fotografi sekitar seribu usaha, ditambah banyaknya industri kreatif digital.

“Jogjakarta merupakan satu dari lima provinsi di Indonesia penyumbang PDB Ekraf terbesar pada 2016. Tiga subsektor terbesarnya bergerak di bidang kuliner, kriya, dan fesyen. Ketiga subsektor tersebut membutuhkan keberadaan desain grafis untuk mendukung industri kreatif dalam menciptakan tampilan produk yang menarik seperti packaging, labelling, atau katalog,” bebernya.

Selain itu, lanjut dia, DIJ juga merupakan salah satu provinsi dengan persebaran pelaku kreatif DKV terbesar selain Bandung dan DKI Jakarta. Meningkatnya kebutuhan akan DKV memberi dampak terhadap sektor ekonomi kreatif lain.

“Dengan tampilan yang unik, modern, dan colorful akan melipatgandakan nilai sebuah produk kreatif sehingga dapat berkompetisi di pasaran,” tambah Yuana.

Sementara itu Sekretaris Jenderal Asosiasi Profesional Desain Komunikasi Visual Indonesia (AIDIA) Eka Sofyan Rizal mengungkapkan, pihaknya optimistis desain grafis akan tumbuh pesat, karena identitas visual adalah hal penting bagi pelaku industri kreatif.

Tampilan identitas visual yang menarik, baik dari cerita, bentuk, warna, grafis maupun kualitas cetak, akan mampu memberikan kesan yang baik atas produk yang ada.

“Desain komunikasi visual atau desain grafis merupakan sebuah elemen penting terutama dalam menciptakan kesan pertama terhadap tampilan suatu produk,” ungkapnya.

Perkembangan industri kreatif Indonesia yang pesat tersebut menginisiasi Astragraphia Document Solution untuk turut berkontribusi terhadap industri kreatif lokal.

Sebagai distributor eksklusif Fuji Xerox, Astragraphia Document Solution memperkenalkan mesin Iridesse Production Press untuk pasar Indonesia pada tahun 2018. Mesin Iridesse Production Press telah hadir di beberapa daerah seperti Jabodetabek, Sumatera, Jawa, Bali, NTT, dan Kalimantan.

Didukung dengan memberikan edukasi kepada para mahasiswa desain grafis di kota-kota tersebut.

Direktur PT Astra Graphia Tbk Mangara Pangaribuan menyatakan berkomitmen untuk mendukung industri kreatif lokal secara end-to-end dengan berfokus pada aspek people, process, dan technology.

“Dari aspek People, Astragraphia memberikan edukasi berupa seminar, workshop, dan exhibition. Kemudian dari sisi Process, Astragraphia memiliki printing facilities dengan menyediakan teknologi untuk pre-press, press, post-press, di mana publik dapat melihat proses cetak hingga finishing,” jelasnya.

Salah satu realisasinya melalui workshop tentang aplikasi desain special colour dan finishing produk desain kepada para mahasiswa, akademisi DKV, dan desainer grafis profesional yang diadakan pada 20-30 November lalu di Yogyatourium.

Sedangkan dari aspek teknologi, saat ini Astragraphia Document Solution menghadirkan Fuji Xerox Iridesse Production Press sebagai mesin digital printing pertama di dunia yang menawarkan special color (gold, silver, white, and clear) di empat printshop lokal di Provinsi Jawa Tengah dan DIJ.

Dia berharap dengan adanya printshop lokal yang memiliki mesin Iridesse Production Press dapat dengan mudah menjawab kebutuhan pencetakan tampilan produk para pelaku industri kreatif. (sce/tif)