RADAR JOGJA – Kepala Stasiun Geofisika BMKG Jogjakarta Agus Riyanto memastikan gempa bumi Gunungkidul tidak berpotensi tsunami. Tercatat gempa terjadi Senin (9/12) pukul 10.47 dengan kekuatan magnitude 4,5 skala richter (SR).

Titik gempa tektonik berada di wilayah Samudera Hindia Selatan Jawa.
Awalnya gempa sempat tercatat magnitude 5,0 SR. Hanya setelah pemutakhiran menjadi 4,5 SR.

Episenter gempabumi terletak pada koordinat 9,05 lintang selatan dan 110,14 bujur timur. Dalam letak geografis berada di laut pada jarak 130 km arah barat daya Kota Wonosari.

“Untuk kedalaman mencapai 40 kilometer. Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi dangkal. Penyebabnya ada aktivitas subduksi dan memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault),” jelasnya dihubungi melalui sambungan telepon, Senin (9/12).

Walau berada di laut dampak dari gempa dirasakan di sejumlah wilayah sisi selatan. Meliputi sebagian Kabupaten Bantul, Kecamatan Berbah Sleman, Wonosari Guungkidul dan Wates Kulonprogo. Efeknya menimbulkan getaran yang dirasakan beberapa orang.

“Benda-benda ringan yang digantung bergoyang. Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempabumi tersebut. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempabumi ini juga tidak berpotensi tsunami,” ujarnya.

Agus memastikan tidak ada gempa susulan hingga Senin siang (9/12). Terbukti monitoring Stasiun Geofisikan BMKG masih landai. Walau begitu jajarannya tetap memantau kemungkinan munculnya aktivitas gempabumi susulan atau aftershock.

Agus menghimbau warga tetap tenang. Selain itu juga tidak terpengaruh isu liar. Apalagi keadaan seperti ini kerap dimanfaatkan orang tak bertanggungjawab. Berupa informasi palsu seputar gempa dan dampaknya. Termasuk munculnya potensi tsunami.

“Saat berlindung hindari bangunan yang retak atau rusak. Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa. Tujuannya saat kembali ke dalam rumah tidak berbahaya,” katanya. (dwi/riz)