RADAR JOGJA – Adhit Dibyandaru dengan Gerakan Nasi Estafet membuka diri untuk orang lain bergabung. Dia mengungkapkan, untuk terlibat dalam gerakan ini cukup mudah. Donatur cukup mendatangi langsung etalase terdekat. Bisa juga dengan memanfaatkan fasilitas jasa pengiriman ojek online. Cara lain dengan mendonasikan dana untuk diolah menjadi masakan.

”Bisa dipantau di akun instagram @sedekahfoodservice. Sebagai salah satu penyedia  jasa memasak sekaligus pendistribusian nasi bungkusnya. Atau instagram @nasiestafet.jogja untuk gerakannya,” katanya.

Belum ada setahun berjalan, gerakan ini sudah memiliki lima etalase. Titik pertama halam rumah Adhit. Menyusul kemudian depan gerbang terminal Giwangan, sisi timur simpangempat Patangpuluhan Wirobrajan, halaman masjid Nurul Falaah Candi Gebang, Condongcatur, Depok, Sleman dan halaman Toko Komputer Starcomp Sinduadi, Mlati.

Adhit tak ingin mematenkan gerakan ini sebagai miliknya. Itulah mengapa dia mengajak adanya gerakan serupa dengan nama yang berbeda. Terbukti adanya perbincangan tentang gerakan ini. Fokus pada berbagai bersama dengan konsep yang berbeda.

”Baru tiga bulan ini berjalan. Untuk donatur kami menyebutnya sebagai atlet. Sosok yang memiliki kemurahan hati dan memiliki keinginan untuk bersedekah melalui nasi estafet. Harapannya tidak berhenti tapi terus saling menyambung,” harapnya.

Adhit tak takut gerakan ini salah sasarannya. Baginya orang yang mengambil nasi bungkus adalah sosok yang membutuhkan. Setiap etalase tidak dijaga secara khusus. Dia hanya mempercayakan kepada warga lingkungan di sekitar etalase tersebut.

”Kalau ambil (nasi bungkus) berarti membutuhkan karena lapar. Tidak ada istilah salah sasaran karena intinya adalah berbagai kepada sesama,” katanya. (dwi/ila)