RADAR JOGJA DIGITAL – Hari ini, Selasa (10/12) tepat 61 tahun Institut Pertanian Stiper (Instiper) berdiri, sejak 10 Desember 1958. Pada masa itu perguruan tinggi ini didirikan dalam rangka mempersiapkan staf perkebunan. Hingga kini terus mencetak sarjana agro untuk memenuhi tantangan era industri 4.0.
“Berdirinya Instiper tidak bisa dipisahkan dari sejarah perjuangan Indonesia untuk mengisi kekosongan staf perkebunan yang baru saja diambil alih pemerintah dari tangan penjajah setelah nasionalisasi perkebunan. Dengan sejarah panjang tersebut Instiper kerap disebut sebagai kampus perjuangan,” jelas Rektor Instiper Harsawardana dalam acara Dies Natalis Instiper ke-61.
Selama 61 tahun ini pula, lanjut Harswanda, Instiper mendirikan tujuh pusat riset dan inovasi dalam bidang agroindustri, serta dua pusat sains. Instiper juga memberikan kesempatan bagi kelompok-kelompok mahasiswa untuk menyalurkan minat atau hobinya melalui UKM dan kelembagaan mahasiswa, robotic academy, drone academy hingga kelompok barista.
“Instiper berusaha mengikuti perkembangan jaman, termasuk revolusi industri 4.0 yang dihadapi semua bidang kehidupan saat ini. Penyesuaian sistem pendidikan, kurikulum, maupun tatanan organisasi perguruan tinggi harus dilakukan dan kami berupaya mengikuti perkembangan,” ungkapnya.
Deputi Bidang Pengembangan SDM Kementrian Koperasi dan UKM RI Rulli Nuryanto yang turut hadir mengungkapkan banyaknya hal yang mengalami disrupsi di era ini. Namun diiringi pula dengan berbagai peluang profesi dan usaha baru yang muncul, yang memiliki potensi besar dikembangkan.
“Di sini harus muncul peran kampus yang tak hanya mempersiapkan lulusan pencari kerja saja, tapi memunculkan enterpreneur, sarjana yang 4.0. Paradigma job seeker harus jadi job creator dan perguruan tinggi punya peran besar membentuk hal tersebut,” ujarnya.
Disebutkan, saat ini Indonesia memiliki 171 juta pengguna internet yang didukung potensi besar mengembangkan usaha berbasis digital. Transasksi dari e-commerce, transportasi, travel dan media hingga akhir tahun ini masih mendominasi di Asia Tenggara. (sky/tif)