RADAR JOGJA – Presiden Joko Widodo bersama Menteri Pariwisata RI Wishnutama mengupayakan agar pariwisata menjadi sektor penting yang menyumbang devisa untuk Negara.
Berbeda dengan sebelumnya jika angka jumlah kunjungan wisatawan sebagai target, pada tahun 2020 mendatang kualitas kunjungan pariwisata yang akan lebih diprioritaskan.
“Target jumlah kunjungan wisatawan sudah tidak relevan. Tahun 2020 yang dikembangkan adalah kualitas destinasi sehingga bias mendatangkan devisa yang lebih besar,” ujar Direktur Utama Badan Otorita Borobudur (BOB) Indah Juanita kepada wartawan, Selasa (17/12).
Indah menjelaskan, dengan target tersebut ada beberapa hal yang perlu ditingkatkan. Di antaranya lama tinggal wisatawan di sekitar objek wisata. Hal itulah yang salah satunya menjadi tugas BOB, yakni membangun komunitas pariwisata dapat mencapai target yang ditetapkan pemerintah.
“Tugas BOB mengembangkan dan mengelola kawasan wisata seluas 309 hektar. Meliputi, destinasi wisata nasional Borobudur-Jogjakarta; Solo Sangiran dan Semarang-Karimunjawa dan sekitarnya,” paparnya.
Karena itu BOB bersama dengan pemerintah yang berada di sekitar wilayah Borobudur sepakat membangun dan mengembangkan komunitas wisata Gelang Projo. Akronim dari tiga kabupaten yang dekat dengan Borobudur yaitu Magelang, Kulon Progo dan Purworejo.
“Lingkungan di sekitarnya memang belum berkembang sesuai kebutuhan. Karena itu selain Borobudur, disiapkan destinasi yang juga ada di DIJ dan Jateng. Tidak hanya agar banyak wisatawan berdatangan tapi juga tinggal lebih lama. Sehingga pendapatan dari sektor pariwisata juga bertambah,” bebernya.
Kepala Dinas Pariwisata Kulonorogo Niken Probo Laras mengatakan, pihaknya berkomitmen untuk berkordinasi mensingkronisai progam kegiatan harmonisasi penyangga destinasi super prioritas Borobudur. Dia mengatakan, saat ini yang cukup popular adalah DeLoano di Purworejo namun juga aksesnya lewat Kulonprogo.
Ada beberapa desa penyangga bagian pengembangan De Loano. Yaitu Desa Pagerharjo, Gerbosari, Jatimulyo, Ngargosari dan Sidoharjo
“Spot aktivitas di Bukit Jaran kami siapkan 10 teleskop di gardu pandang untuk melihat Borobudur, Merbabu, Sumbing, Sindoro dan Merapi. Kami rasa menarik bagi milenial,” tuturnya.
Sementara, Kepala Dinas Pariwisata Purworejo Agung Wibowo menyebut, kerjasama dalam pengembangan Gelang Projo merupakan simbiosis yang menguntungkan dan mengembangkan pariwisata di wilayah. “Kuncinya di sinergitas, saling mendukung serta kerjasama. Jadi bukan lagi dianggap persaingan. Tapi bagaimana agar maju bersama,” tambahnya.
Indah juga menyebutkan, pada tahun 2020, BOB berencana membebaskan lahan jalur menuju otorita agar bisa langsung bertemu dengan jalan pemerintah. Karena sementara ini masih berada di lahan penduduk. Sehingga upaya pengembangannya dirasa masih terbatas.
“Di 2020 kami fokus infrastruktur dasar seperti jalan utama di dalam kawasan. Kapling zonasi lalu jaringan air dan listrik. Serta pengelolaan limbah,” katanya. (riz)