RADAR JOGJA – Hari belanja online nasional (Harbolnas) 2019 yang berlangsung 11-12 Desember 2019 lalu sukses meraup transaksi Rp 9,1 triliun. Melampaui prediksi target Rp 8 triliun.
Dilansir dari jawapos.com, hasil riset yang dilakukan Nielsen Indonesia tersebut menunjukkan kenaikan transaksi berasal dari penjualan produk lokal yang meningkat. Naik Rp 1,5 triliun dari tahun lalu menjadi Rp 4,6 triliun.
”Nilai total transaksi harbolnas kali ini naik signifikan sebesar Rp 2,3 triliun dibanding harbolnas tahun lalu yang tercatat Rp 6,8 triliun,” ungkap Director of Nielsen Indonesia Rusdy Sumantri (19/12).
Produk fesyen dan kosmetik masih mendominasi penjualan. Dilihat dari tren harbolnas sebelumnya, tercatat mengalami kenaikan rata-rata enam persen.
Selain itu, transaksi Harbolnas juga meliputi pembayaran tagihan atau top-up melalui e-commerce. ”Hasil survei Nielsen Indonesia menunjukkan adanya peningkatan di bagian bill payment atau top-up sebesar tujuh persen,” kata Rusdy.
Ketua Umum idEA Ignatius Untung menambahkan, tercatat adanya kenaikan pedagang online sebanyak delapan persen. Dia mengklaim kenaikan tersebut juga didukung penyebaran konsumen yang semakin luas.
”Ini menumbuhkan optimisme bahwa ekonomi digital kita bisa memberikan sumbangsih besar pada pertumbuhan ekonomi Indonesia,” tuturnya.
Tak hanya berpengaruh terhadap penjual, Harbolnas juga menguntungkan industri logistik. Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) menyebutkan bahwa volume pengiriman barang saat Harbolnas 2019 meningkat tiga kali lipat dibanding tahun lalu. (jpc/tif)