RADAR JOGJA – Mepi Project jadi wadah mengembangkan kreativitas. Sekaligus mengembangkan usaha bagi pelaku kreatif. Khususnya mahasiswa seni. Wadah kreatif ini digagas sejumlah mahasiswa aktif maupun jebolan Institut Seni Indonesia (ISI) Jogjakarta.
“Awalnya karena sering ngumpul bareng, ngerjain tugas, diskusi, akhirnya dapat ide bikin Mepi Project,” ungkap Fariduddin Ghani, 26, salah satu penggagas terbentuknya wadah tersebut.
Nama Mepi diambil dari letak kontrakan yang berdekatan dengan kandang sapi. Mepi kepanjangan dari mepet sapi. Berlokasi di Padukuhan Kaliputih, Pendowoharjo, Sewon, Bantul.
Nah, kontrakan yang awalnya sebatas tempat tinggal, kini jadi lebih aktif. Mulai dari diskusi, belajar, dan membuat project. Mepi project dibentuk pada 2017 lalu. Anggotanya sekitar 10 orang.
Mepi Project merupakan gabungan project seni. Misalnya, membuat produk reycle, sketsa, stiker, jasa tatto, juga display pameran. “Pokoknya project yang berhubungan dengan seni. Termasuk workshop,” ungkap Siti Suhartini, 23, yang juga bagian tim Mepi beberapa waktu lalu.
Disebutkan, ada tiga kelompok kreatif yang saat ini tergabung dalam project Mepi. Yakni, Mepi Anting yang membuat produk-produk aksesoris anting dari bahan kulit, dan pouch. Ada Tiffany sebagai penerima jasa tatto. Dan ada komunitas pagar mangkok juga membuat stiker, tote bag, dan merchandise lainnya.
Selain berbagai produk tersebut dipromosikan melalui media sosial, Mepi Project juga aktif mengikuti bazar seni saat ada event seni. “Di Jogja ramai event seni. Nah ini peluang buat Mepi Project,” tuturnya.
Kendati begitu, dia berharap Mepi Project terus menggelora. Sehingga mampu memberikan wadah usaha kreatif bagi anak-anak muda. Kendala yang dihadapi adalah, karena didominasi kalangan mahasiswa terkadang kesulitan modal. “Karena modalnya dikit pas lagi ramai stoknya habis,” ujarnya. (mel/din)