RADAR JOGJA – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIJ mendata sejumlah kerusakan akibat peningkatan intensitas hujan. Tercatat ada 68 pohon tumbang hanya dalam kurun waktu hujan satu hari, Jumat (4/1). Mayoritas terjadi di Kulonprogo sebanyak 31 pohon tumbang.

Kepala Pelaksana BPBD DIJ Biwara Yuswantana menuturkan kejadian pohon tumbang masih bertambah. Terlebih saat ini baru memasuki masa musim penghujan. Ditambah adanya potensi cuaca ekstrem hingga pertengahan Januari.

“Potensi cuaca ekstrem ini tidak hanya hujan lebat. Tapi munculnya angin kencang yang disertai kilat dan petir,” jelasnya, Sabtu (4/1).

Biwara meminta warga dan potensi relawan kabupaten kota sigap. Terutama untuk memotong dan memangkas pohon di wilayahnya masing-masing. Khususnya yang ketinggian dan volume melebihi batas aman. 

Tercatat untuk detail kejadian, pohon tumbang di Sleman mencapai sembilan pohon. Sebanyak 31 pohon tumbang di Kabupaten Kulonprogo, 12 pohon tumbang di Gunungkidul, 15 pohon tumbang di Bantul dan satu pohon di Kota Jogja.

Dampak dari pohon tumbang tak hanya menutup akses jalan. Beberapa menimbulkan gangguan aliran listrik dan telekomunikasi. Ini karena beberapa pohon menimpa tiang listrik dan telekomunikasi.

“Pohon yang lebat karena rantingnya lebat itu sangat bahaya. Terkena angin lalu tumbang dan menimpa tiang, kendaraan  atau hunian. Bahkan juga menutup akses jalan,” katanya.

Kepala Unit Analisa dan Prakiraan Cuaca Stasiun Klimatologi (Staklim) BMKG Jogjakarta Sigit Hadi Prakosa meminta warga waspada. Apalagi potensi munculnya hujan intensitas lebat disertai angin kencang masih bisa terjadi. Terutama wilayah yang memiliki potensi angin kencang.

Penyebab utama cuaca ekstrem ini akibat adanya fenomena monsun Asia. Peristiwa alam ini diprediksi terjadi hingga beberapa hari kedepan. Mulai dari lingkup lokal hingga merata di Jogjakarta.

“Monsun Asia membentuk pola konvergensi sehingga terjadi perlambatan kecepatan angin dibeberapa wilayah. Akibatnya suhu permukaan laut menjadi hangat. Ditambah adanya gelombang atmsofer Equatorial Rossby Wave dan Kelvin Wave,” jelasnya.

Kolaborasi fenomena alam ini membentuk udara hangat, lembab serta labil. Dalam jangka waktu lama, berpotensi mengakibatkan hujan dengan intensitas sedang hingga lebat. Tak hanya itu, hujan akan disertai dengan kilat petir dan angin kencang.

“Dampaknya merata di seluruh Kabupaten Kota. Ini perlu diwaspadai oleh seluruh masyarakat maupun pemangku kebijakan wilayah,” katanya. (dwi/tif)