RADAR JOGJA – Pemerintah Kabupaten Sleman meraih sejumlah capaian terkait laporan keuangan pemerintah daerah (LKPD). Salah satunya realisasi target pendapatan daerah yang mencapai kisaran Rp 2,84 triliun. 2,2 persen lebih tinggi dari target awal sekitar Rp 2,77 triliun.

Sumber pendapatan daerah berasal dari berbagai sektor. Untuk pendapatan asli daerah (PAD) meliputi pajak, retribusi hingga pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan. Dana perimbangan berasal dari bagi hasil pajak dan bukan pajak, dana alokasi umum dan khusus hingga dana desa.

“Adapula dari pendapatan daerah lain yang sah. Untuk PAD 2019 masih didominasi dana perimbangan. Kenaikan dibanding 2018 sebanyak 1,26 persen atau 34,22 persen di 2019,” jelas Bupati Sleman Sri Purnomo, ditemui di Kantor Bupati Sleman, Senin (20/1).

Pada sisi belanja daerah 2019 terealisasi Rp 2,77 triliun dari anggaran sebesar Rp 3,11 triliun. Capaian belanja daerah mencapai 89,22 persen dan mengalami kenaikan 0,26 persen dibanding 2018. Untuk 2018 realisasi Rp 1,37 triliun dari anggaran Rp 1,4 triliun.

Dari perbandingan pendapatan, belanja dan pembiayaan netto diperoleh sisa lebih perhitungan anggaran (SiLPA). Perhitungan detail pendapatan daerah Rp 2,84 triliun dikurangi belanja daerah Rp 2,77 triliun dan pembiayaan netto Rp 334 miliar.

“Hasilnya capaian SiLPA tahun berkenaan sebesar Rp 398 miliar,” ujarnya.

Atas penyusunan LKPD ini Pemkab Sleman menargetkan peringkat pertama. Terlebih pembukuan tahun ini lebih cepat dari batas akhir pengumpulan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) hingga 15 Februari.

Tak hanya itu, Pemkab Sleman juga menargetkan opini wajar tanpa pengecualian (WTP). Tercatat hingga saat ini Pemkab Sleman telah meraih opini WTP sebanyak delapan kali berturut-turut. Berlangsung sejak LKPD 2011 hingga 2018.

“Untuk tahun ini kami menargetkan peringkat pertama seluruh Indonesia. Tahun lalu peringkat empat,” katanya. (dwi/tif)