RADAR JOGJA – Heboh Kerajaan Agung Sejagat (KAS)memantik ide dari Gubernur Ganjar Pranowo. Dalam pandangannya, keberadaan kelompok KAS yang berada di Desa Pogung Jurutengah, Kecamatan Bayan, Kabupaten Purworejo, sebagai lucu-lucuan.
Ganjar mengaku mencoba memancing pandangan masyarakat mengenai KAS melalui akun media sosialnya. “Banyak video yang dikirimkan ke saya. Saya coba unggah ke medsos untuk masyarakat menilai itu kegiatan apa. Ternyata, jawabannya bermacam-macam,” jelas Ganjar saat mengunjungi lokasi KAS Selasa (21/1).
Dia mengusulkan lokasi KAS diberi nama Eks Keraja-rajaan. Sebab, Desa Pogung Jurutengah telah memiliki modal karena keberadaan ”kerajaan” KAS itu. “Saya usulkan, kalau dibolehkan pemilik lahan, jadi tempat wisata. Namanya Eks Keraja-rajaan,” ujar Ganjar.
Gubernur menyempatkan mengunjungi tempat tersebut dalam perjalanan dinasnya dari Banyumas. Kehadirannya menarik perhatian masyarakat yang berada di tempat tersebut.
Melihat kasus yang terjadi di Purworjo tersebut, Ganjar meminta masyarakat tidak mudah terpedaya dan percaya. Janji manis yang diberikan oleh kelompok tertentu dengan imbalan nominal besar, tegas dia, bisa dipastikan hal itu bohongan semata.
“Apalagi, disampaikan kalau Pentagon (gedung Departemen Pertahanan Amerika Serikat) saja di bawah keraton (KAS) ini. Masa orang mau percaya,” tambahnya.
Ganjar mengusulkan agar ”keraton” yang sudah memiliki nama itu dikembangkan. Keberadaannya bisa dikelola oleh badan usaha milik desa. Kondisi bangunan ”keraton” KAS yang baru setengah jadi perlu dilakukan penambahan dan penyelesaian.
“Singgasana yang ada, ya dilengkapi. Orang yang ingin jadi raja, bisa pinjam pakaian dan foto di sini. Pasti akan menarik,” katanya.
Ganjar menegaskan masyarakat tidak mudah percaya dengan hal-hal seperti KAS. Sebab, semua keraton atau kerajaan yang ada di Jawa tercatat dengan baik.
“Kalau tidak situs, di tempat ini kok ujug-ujug ada keraton. Ya, itu perlu dipertanyakan keabsahannya,” kata Ganjar. (udi/amd)