RADAR JOGJA – Harga komoditi cabai meroket selama tiga pekan belakangan. Harga cabai rawit merah per hari ini (27/1) mencapai Rp 82 ribu per kilogram. Perbandingan harga awal tahun masih di sekitar Rp 33 ribu per kilogramnya.
Tak hanya jenis cabai rawit merah, jenis cabai merah dan keriting juga mengalami kenaikan. Berdasarkan data Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) DIJ harga cabai merah keriting naik dari RP 33 ribu menjadi Rp 42 ribu. Sementara cabai merah besar dari Rp 41 ribu menjadi 68 ribu per kilogramnya.

“Dalam tiga pekan harga untuk hortikultura jenis cabai mengalami kenaikan cukup signifikan. Terutama untuk jenis cabai rawit merah yang saat ini di kisaran Rp 80 ribu,” kelas Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri Disperindag DIJ Yanto Aprianto, ditemui di kantornya, Senin (27/1).

Ada beberapa faktor yang menyebabkan naiknya harga cabai. Pertama adalah faktor cuaca dalam beberapa bulan terakhir. Adanya anomali cuaca menyebabkan produksi cabai menurun. Selain itu juga berimbas pada musim awal tanam tanaman hortikultura ini.

Yanto menuturkan saat ini baru memasuki masa tanam. Alhasil pasokan cabai dari petani belum melimpah. Disatu sisi angka permintaan terus merangkak naik. Alhasil harga beragam jenis cabai juga terkatrol hingga kisaran Rp 42 ribu hingga Rp 82 ribu.

“Kalau normal untuk petani cabai itu lahannya ada sekitar 300 hektar. Tapi dalam masa ini yang panen hanya 15 hektar. Perbandingannya sangat jauh sekali,” ujarnya.

Walau begitu dia memastikan stok saat ini masih tergolong aman. Terlebih komoditi cabai bukan termasuk kebutuhan pokok. Sehingga pemenuhan kebutuhan pasar tidak terlalu mendesak. Disperindag DIJ, lanjutnya, belum ada kebijakan melakukan operasi pasar.

“Stok nasional memang menipis, tapi untuk kebutuhan lokal (Jogjakarta) tetap terpenuhi. Belum ada arahan pula dari pusat tentang kebijakan impor. Masih tergolong aman,” katanya.

Untuk stabilitas harga, Yanto memprediksi medio Maret hingga April. Pada masa ini petani-petani cabai sudah memasuki masa panen. Alhasil stok beragam jenis cabai melimpah. Tentunya berimbas pada harga jual cabai di pasaran.
Jogjakarta, lanjutnya, tergolong swasembada cabai. Kabupaten Kulonprogo dan Kabupaten Sleman masih menjadi penyuplai utama komoditi cabai. Walau begitu tetap ada kiriman cabai dari Muntilan Magelang, Brebes Jawa Tengah hingga Banyuwangi Jawa Timur.

“Memasuki puasa biasanya kemungkinan harga sudah stabil lagi. Sebenarnya bisa diantisipasi dengan mengolah cabai jadi pasta atau cabai kering. Tapi masalahnya konsumen itu lebih suka cabai segar. Sehingga berdampak pada jumlah permintaan lalu ke harganya,” ujarnya. (dwi/tif)