RADAR JOGJA – Kepala Dinas Pendidikan Kota Jogja Budi Asrori mengakui adanya dampak signifikan dari mundurnya pembangunan gedung SDN Bangunrejo 2. Namun pihaknya telah menyusun sebuah solusi berupa bergabungnya KBM ke SDN Bangunrejo 1.
Solusi utama adalah penerapan KBM dengan sistem shift. Para siswa terdampak belajar dari jam 12.00 hingga 17.00 setiap harinya. Sehingga para siswa SDN Bangunrejo 2 bisa bergantian dengan siswa SDN Bangunrejo 1.
“Ada yang masuk pagi dan siang atau bergantian. Agar semua bisa menjalani KBM dengan optimal. Termasuk untuk guru agar bisa memenuhi pendidikan inklusinya,” jelasnya saat dihubungi melalui sambungan telepon, Jumat (7/2).
Budi memastikan pembelajaran di poskamling warga bukanlah bagian dari KBM. Hanya berupa tambahan jam pelajaran kepada siswa kelas VI. Pertimbangannya adalah untuk menghadapi ujian April mendatang.
“Itu hanya tambahan saja bukan bagian dari jam belajar,” ujarnya.
Di satu sisi Budi enggan menjelaskan banyak terkait penyebab mundurnya proses pembangunan gedung. Dia berdalih seluruh mekanisme merupakan wewenang DPUPKP Kota Jogja. Termasuk proses lelang hingga bentuk kerjasama dengan pihak pemenang lelang. Walau begitu dia menyayangkan adanya keterlambatan karena dampak molor pembangunan sangat terasa. Terutama bagi para siswa dan guru dari SDN Bangunrejo 2.
“Setahu saya diulang tapi untuk permasalahan sebelumnya tidak tahu. Terlambatnya pembangunan jelas mengganggu KBM. Kami menyesalkan terjadi seperti itu,” katanya. (dwi/tif)