RADAR JOGJA – Hujan abu tipis terjadi di sejumlah kawasan sekitar puncak Gunung Merapi. Terutama di wilayah Kaliurang, Bukit Turgo, Kalitengah Lor, Kalitengah Kidul dan Kaliadem. Merupakan imbas munculnya kolom erupsi setinggi 2000 meter.

Kabid Kedaruratan dan Logitistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sleman Makwan menuturkan hujan abu tipis terjadi rentang dua jam dari erupsi. Setidaknya rintik hujan abu mulai terpantau sejak pukul 07:00 WIB. Radiusnya antara lima hingga sepuluh kilometer dari puncak Gunung Merapi.

“Jadi setelah erupsi tadi tidak langsung muncul hujan abu. Baru selang dua jam, terdeteksi ada hujan abu di kawasan Turgo, Kaliurang, Kaliadem dan Glagaharjo. Tapi intensitasnya tipis,” jelasnya, Kamis (13/2).

Sebaran abu vulkanik terpantau satelit Himawari milik BMKG. Citra satelit menggambarkan sebaran abu vulkanik erupsi Gunung Merapi mengarah ke Tenggara. Tepatnya ke arah sekitar puncak hingga Klaten Jawa Tengah.

“Dari citra satelit per pukul 07:00 sebaran abu vulkanik mengarah ke Tenggara. Sesuai dengan arah angin bertiup. Tapi jangkauan sebarannya tidak terlalu jauh,” kata Kepala Unit Analisa dan Prakiraan Cuaca Stasiun Klimatologi (Staklim) BMKG Jogjakarta Sigit Hadi Prakosa.

Erupsi yang terjadi pukul 05:16 WIB dipastikan tak mengganggu jadwal penerbangan. Baik di Bandara Internasional Adisutjipto Jogjakarta maupun penerbangan di Yogyakarta International Airport (YIA). Seluruh penerbangan dari dan ke Jogjakarta masih berjalan normal.

General Manager PT Angkasa Pura I Bandara Internasional Adisutjipto Jogjakarta Agus Pandu Purnama memastikan seluruh aktivitas penerbangan tak terganggu. Terbukti jadwal penerbangan pagi tetap berjalan sesuai jadwal. Bahkan tidak terjadi keterlambatan, pengalihan maupun penundaan penerbangan.

“Penerbangan masih aman, tidak mengganggu jadwal di Adisutjipto dan YIA. Wilayah aerodrome kedua bandara juga tak terdeteksi adanya hujan abu vulkanik. Sudah kami lakukan papper test dan hasilnya nihil,” katanya. (dwi/ila)