RADAR JOGJA – Meski ada sejumlah pembatalan agenda akibat menyebarnya virus korona, agenda Raja Belanda ke DIJ tampaknya tetap berlangsung.  Sekretaris Provinsi (Sekprov) DIJ Kadarmanta Baskara Aji memastikan kunjungan keluarga Kerajaan Belanda tetap berlangsung. Terdiri dari Raja Willem-Alexander dan sang Ratu Máxima Zorreguieta Cerruti.

Jika tak ada perubahan kunjungan berlangsung 11 Maret. Aji menuturkan, seluruh kewenangan protokoler berada di tangan Kementerian Luar Negeri. Ini karena agenda kunjungan Kerajaan Belanda langsung ditangani pemerintah pusat. Pihaknya hanya menerima seluruh agenda tersusun.

“Langsung Kemenlu karena tamu negara. Untuk saat ini tidak ada informasi pembatalan. Sepertinya agenda kunjungan ke Jogjakarta terutama ke Kraton tetap jadi,” jelasnya ditemui di Gedung Pracimosono Kompleks Kantor Kepatihan Jogjakarta, Kamis (5/3).

Terkait protokoler kesehatan juga menjadi tanggungjawab Kemenlu. Aji memastikan seluruhnya telah melalui pengawasan ketat. Termasuk preventif terhadap isu corona virus disease 2019 (Covid-19).

“Itu juga langsung oleh Kemenlu bersama Kemnkes. Layanan kesehetan sekelas VVIP karena statusnya tamu negara,” ujarnya.

Di sisi lain merebaknya wabahy Covid-19 berimbas besar. Dampak terkini adalah menurunnya sektor pariwisata. Tak hanya wisatawan mancanegara tapi juga domestik.

Terdampak tak hanya pengusaha hotel dan restoran. Pada sektor wisata juga diisi oleh pelaku jasa wisata dan UMKM. Mantan Kepala Disdikpora DIJ ini mengakui perputaran ekonomi mulai tersendat.

“Banyak warga yang mengandalkan pemasukan dari sektor wisata. Kedatangan tamu, lalu mereka beli buah tangan. Penurunan wisatawan sangat signifikan,” katanya.

Beragam program wisata luar negeri juga tak memberi dampak. Terlebih setelah beberapa negara menutup sejumlah jalur penerbangan. Langkah ini sebagai wujud antisipasi penyebaran Covid-19 dalam ranah global.
Ajang Jogja International Travel Mart (JITM) 2020 turut terdampak. Mayoritas peserta ajang internasional ini mengundurkan diri. Pertimbangan utama adalah faktor kesehatan atau antisipasi Covid-19.

“Sebanyak-banyaknya promosi ke luar negeri, tapi kalau penerbangan ditutup juga tidak akan efektif menarik wisatawan. Disatu sisi saya juga paham, kedatangan wisman juga ada faktor resiko. Apalagi dari negara terdampak corona,” ujarnya.

Ini pula yang mengilhami program staycation. Fokus promo wisata kepada wisatawan domestik. Harapannya dapat meminimalisir penyebaran Covid-19. Selain itu juga tetap berupaya menggerakan sektor ekonomi.
Untuk sektor lain juga terdampak. Berupa kerajinan dalam bidang UMKM. Aji mengungkapkan ada beberapa bahan baku import dari Tiongkok. Adanya wabah Covid-19 turut berimbas pada kebijakan import.

“Ada komponen yang harus didatangkan dari Tiongkok. Saat ini beberapa UMKM mengeluhkan kesulitan untuk stok. Tapi sedang diupayakan dari daerah lain yang dirasa masih aman importnya,” jelasnya.(Dwi)