RADAR JOGJA – Kerabat korban pelecehan seksual terhadap anak di bawah umur di Umbulharjo, Sudiarto, berharap pelaku segera tertangkap. Pria berusia 50 tahun ini menilai bukti yang ada sangatlah kuat. Dari rekaman CCTV jelas terlihat ciri fisik pelaku. Selain itu kendaraan yang digunakan juga terpampang jelas.

Terkait detail kejadian, Sudiarto bisa bercerita sedikit. Berdasarkan penuturan korban, pelaku awalnya mengiming-imingi jajan dan jalan-jalan. Disatu sisi anak perempuan berusia lima tahun itu ternyata juga tidak mengenal pelaku.

“Kejadiannya enggak ada yang tahu. Anak ini baru pulang dari drumband sekolah. Terus minta uang jajan ke simbahnya. Sepertinya saat jalan di jalan  Semangu, pelaku mengajak (korban) pergi,” jelasnya, Jumat (13/3).

Pelaku menurut penuturan korban berjanji membawa ke Jogja Expo Center (JEC). Selain itu juga memberikan iming-iming jajan minuman. Saking polosnya, anak perempuan ini menerima ajakan pelaku. Hanya saja sempat menangis saat motor pelaku berganti arah.

“Anak bisa cerita mau dibelikan minum. Dia polos cerita apa adanya dari diajak sampai kejadian. Dia nangis karena katanya mau ke JEC tapi kok ke kiri bukan ke kanan kalau dari jalan Semangu,” katanya.

Pasca penculikan ini, korban dibawa ke lokasi pelecehan seksual di Gang Satria Muja-Muju Umbulharjo. Sudiarto menuturkan lokasi kejadian dengan rumah korban berjarak satu kilometer. Untungnya korban menangis dan sempat melawan.

Saat menangis itulah terdengar oleh orang tua teman korban. Akhirnya berinisiatif mengantarkan pulang sang anak.  Tangisan korban sempat berhenti karena melihat orangtua temannya. Perlahan korban juga menceritakan detil kejadian yang dialaminya.

“Diantarkan pulang oleh ibu dari teman sekolahnya pada pukul 16.00. Ibunya temen sekolah anak itu. Saat diantar warga sekitar sini waktu itu belum tahu ada kejadian (pelecehan seksual),” ujarnya.

Pemilik rumah lokasi pelecehan seksual, Murbiyantari, tak mengetahui ada kejadian tersebut. Perempuan sepuh berusia 67 tahun ini mengakui lokasi tersebut jarang dilintasi. Apalagi fungsinya hanya sebagai pintu darurat.

Pasca kejadian, dia berencana memasang pagar agar teras rumah belakang tidak dimanfaatkan untuk kejahatan. Selain itu juga menghindari aksi kriminalitas maupun asusila. Dia berharap agar pelaku segera tertangkap dan dihukum.

“Saat kejadian itu saya dan anak-anak kost malah tidak tahu. Ini mau cari tukang mau saya pagari saja. Semoha pelaku segera tertangkap karena muka sama plat nomor kendaraan kan jelas ya. Hukumannya yang berat ben kapok,” katanya. (dwi/tif)