RADAR JOGJA – Tak hanya kamera pengawas CCTV, aksi pria berkaus kuning juga sempat dipergoki warga. Salah satunya adalah pegawai laundry sekitar lokasi pelecehan, Redy. Pria berusia 25 tahun ini mendengar teriakan dan tangisan korban.

Redy menuturkan suara tangisan terdengar sekitar pukul 15.30, Kamis sore (12/3). Tak menunggu lama, pria ini langsung mencari asal suara. Dia mendapati sosok gadis kecil tengah duduk di pinggiran teras belakang rumah.

“Lokasinya itu selatan laundry, itu di situ (sambil menunjuk teras belakang rumah). Waktu itu saya sedang istirahat. Suara tangisannya sangat keras,” jelasnya, Jumat (13/3).

Redy mengibaratkan tangisan ini tak wajar. Berbeda dengan tangisan anak pada umumnya. Bahkan dia sempat mengira sosok anak tersebut digigit oleh anjing. Inilah yang membuat Redy sempat ragu untuk mendekat.
Keberanian muncul saat beberapa warga lain mulai mendekati. Saat didatangi, anak perempuan tersebut masih menangis histeris. Hingga akhirnya beberapa warga mencoba menenangkan diri anak tersebut.

“Anak itu duduk di bawah. Lalu saya lihat rekaman CCTV. Ternyata ada pelaku di video. Dia kabur naik motor ke arah selatan, bersamaan dengan datangnya dua warga yang berboncengan sepeda motor,” beber warga Bener, Purworejo, Jawa Tengah itu.

Warga, lanjutnya, ada yang sempat berusaha mengejar. Tapi sayangnya kehilangan jejak pelaku. Beberapa warga berusaha menenangkan dan menanyakan awal kejadian kepada korban.
Tangisan korban terhenti saat ada salah satu orangtua temannya. Sang anak bercerita tentang kejadian yang menimpanya. Mulai dari diajak jalan-jalan hingga akhirnya terjadi peristiwa pelecehan seksual.

“Dia (anak) juga bilangnya diculik. Jadi sempat berontak lalu berteriak hingga akhirnya pelaku kabur,” ujarnya.

Redy mengakui Gang Satria merupakan tempat yang sangat sepi. Lokasi ini hanya ramai pada jam-jam tertentu. Terutama saat jam berangkat dan pulang aktivitas sekolah maupun kerja. Dia menduga kondisi inilah yang dimanfaatkan pelaku.

Sementara lokasi pelecehan seksual, lanjutnya, adalah teras belakang sebuah bangunan indekos. Hanya saja akses pintu tersebut jarang dibuka. Bahkan tak banyak dipakai beraktivitas oleh penghuninya.

“Sepi mas gang ini, paling ramai kalau pas mau Maghrib aja. Ini gang kalau ke selatan terus tembusnya ke Jalan Veteran,” katanya.

Ketua RT tempat korban tinggal, Karyono, mengaku sempat berpapasan dengan pelaku. Hanya saja dia tak menyangka akan terjadi peristiwa pelecehan seksual. Pria berusia 61 juga sempat bertanya kepada orangtua korban tentang detail kejadian.

Kehebohan muncul saat AZ tiba di rumahnya. Anak berusia lima tahun tersebut tak berhenti menangis. Pulangnya AZ selisih tigapuluh menit setelah di bawa kabur pelaku pelecehan seksual.

“Saya nggak lihat pas lewatnya pelaku. Lalu saya cek CCTV perumahan, ternyata pelaku itu lewat pas ada saya juga. Cuma saya nggak ngeh (sadar) dia lewat. Kalau kondisi korban sekarang sudah mendingan, tidak setrauma kemarin,” ujarnya. (dwi/tif)