RADAR JOGJA – Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) Bantul menyerahkan kebijakan pembelajaran online kepada masing-masing sekolah. Hal tersebut sebagai pelaksanaan Keputusan Gubernur DIJ No 65/KEP/2020 tentang Penetapan Status Tanggap Darurat Bencana Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) Di DIJ Jumat (20/3).
Kepala Disdikpora Bantul Isdarmoko menjelaskan sesuai instruksi dari pemprov, diadakan variasi pembelajaran. Salah satunya dengan pembelajaran online. Pembelajaran online akan dilangsungkan mulai 23-30 Maret. ”Sambil menunggu perkembangan progresivitas persebaran virus korona yang akan dievaluasi pada 30 Maret,” jelasnya Jumat (20/3).
Diakui tidak semua murid siap melakukan pembelajaran online. Hal itu dikarekanakan keterbatasan kepemilikan android maupun perangkat teknologi komunikasi lainnya. Termasuk, akses internet. ”Saya tidak yakin semua anak siap,” jelasnya.
Sementara wakil kepala sekolah SMAN 2 Bantul Sunarti mengatakan, sekolahnya telah melakukan koordinasi menyiapkan teknis pembelajaran secara online selama seminggu ke depan. Khusus untuk kelas XII, sekolah akan memberikan pelajaran tambahan dengan sistem online. Sebab, ujian nasional (UN) akan tetap dilaksanakan 30-31 Maret mendatang. “Kami fokuskan pada mapel UN, diperbanyak matematika dan mata pelajaran pilihan,” jelas Sunarti.
Dijelaskan, SMAN 2 Bantul juga membuat jadwal untuk kelas X dan XI. Pembelajaran diselingi dengan mini project. “Supaya siswa tidak tertekan oleh tugas yang menumpuk,” sebutnya.
Untuk mengantisipasi down server, sekolah menggunakan beberapa sistem pembelajaran. Sunarti juga tidak khawatir, siswanya akan kesulitan mengakses internet. “Hampir semua memiliki smartphone dan tergabung dalam WhatsApp Group (WAG) kelas,” ujarnya.
Sementara itu, SMPN 3 Kasihan menerapkan kombinasi pada pembelajaran yang diberikan. Sebab, hanya sebagian kecil siswa yang memiliki smartphone. “Yang memiliki android tidak ada separuh kelas,” kata Kepala SMPN 3 Kasihan Wiwik Sulistiyorini.
SMPN 3 Kasihan mengaku tidak dapat seutuhnya melakukan pembelajaran online. Situasi tersebut diatasi dengan pembuatan tugas dan portofolio oleh setiap guru. “Hari ini (kemarin) portofolio dikumpulkan dan diperbanyak,” katanya.
Sekolah, jelasnya, juga membentuk kelompok belajar dengan dua orang siswa per kelompok. Harapannya siswa yang tidak memiliki akses WAG dapat diberitahu oleh siswa lainnya yang memiliki smartphone. “Kami juga menjalin komunikasi dengan wali murid,” sebutnya.
SMPN 3 Kasihan juga mengawasi muridnya agar tidak berkegiatan di luar ruangan selama pembelajaran online. Murid ditugaskan membuat jurnal harian selama pembelajaran online. “Nanti akan kami lihat, apakah diajak piknik atau tidak. Itu pengendalian kami,” jelasnya. (cr2/bah)