RADAR JOGJA – Kamar Dagang Indonesia (KADIN) DIJ bersama Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) DIJ tengah menyiapkan sejumlah langkah kongkrit. Terkait kerugian dalam aspek ekonomi atas imbas Corona Virus Disease 2019 (Covid-19). Terlebih adanya perhitungan atas angka pertumbuhan ekonomi mencapai nol persen. 

Wakil Ketua ISEI Amirulah Setiahardi tak menampik atas perhitungan ekonomi tersebut. Hanya saja dia memastikan nol persen bukan berarti aktivitas perekonomian terhenti. Kondisi ini, lanjutnya, hampir terjadi di seluruh belahan dunia. Apalagi saat ini Covid-19 telah menjadi pandemik global. 

“Kata Menteri Keuangan ibu Sri Mulyani jika berkepanjangan bisa membuat ekonomi jadi nol persen. Tapi tetap ada kegiatan ekonomi. Aspek ini tetap berjalan hanya memang tidak tumbuh,” jelasnya di Kantor KADIN DIJ, Sabtu (21/3).

Dia meminta seluruh stakeholder ekonomi di Jogjakarta gumregah. Baginya pernyataan Sri Mulyani bukanlah untuk menakut-nakuti. Sebagai seorang ekonom terlebih menteri wajib mempertimbangkan dampak Covid-19. Khususnya ekonomi makro maupun ekonomi mikro.

“Ini satu hal yang saya kira jadi kewaspadaan kita. Pernyataan itu bukan menakuti tapi trigger bagi kesiapsiagaan stakeholder ekonomi untuk jalani aktivitas ekomoninya. Dalam jangka menengah atau sangat pendek,” ujarnya.

Kasus Covid-19 menurutnya beda dengan kebencanaan pada umumnya. Apabila bencana alam sifatnya destruktif pada sarana dan prasarana yang terlihat. Sementara untuk kasus ini, Covid-19 menyerang ekspetasi masyarakat.

Dampak ini menurutnya lebih massif dibanding kerusakan fisik akibat bencana. Masyarakat dan pelaku usaha tidak bisa memprediksi akhir dari dampak Covid-19.

“Karena yang dirusak itu ekspetasi. Kalau masyarakat punya ekspetasi cukup buruk atas imbas Covid maka mereka akan do nothing. Jika ini terjadi maka akan timbul masalah serius pada ekonomi,” tegasnya.

Wakil Ketua Bidang Promosi Perdagangan dan Hubungan Internasional KADIN DIJ Wawan Harmawan memastikan ada sejumlah rekomendasi. Salah satunya adalah pembentuksan Jogja Economy Realince for Covid-19 (JERCovid-19). 

Anggotanya adalah seluruh pengusaha anggota maupun non anggota KADIN DIJ.

Peran dari tim ini adalah mengidentifikasi imbas Covid-19 terhadap perekonomian. 

Selanjutnya berkoordinasi dengan Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Jogjakarta. Data-data ini akan dipaparkan sebagai wujud data riil per wilayah di Jogjakarta.

“Tentunya ada rekomendasi yang akan kami kirimkan dalam rentang waktu tertentu. Dari hasil identifikasi tersebut setidaknya ada sebuah solusi yang muncul. Dalam sebuah kebijakan maupun stimulus bagi pelaku usaha yang terdampak,” katanya. (dwi/tif)