RADAR JOGJA – Universitas Gajah Mada (UGM) kehilangan salah satu putra terbaiknya. Guru Besar Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FKKMK) UGM Iwan Dwiprahasto meninggal dunia, Selasa (24/3). Prof Iwan berpulang saat masih menjalani isolasi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) di RSUP Sardjito.
Sayangnya proses kali ini berbeda dengan tradisi UGM. Sesuai protokol tertinggi penanganan Covid-19, mewajibkan jenazah langsung dimakamkan ke pemakaman Sawit Sari tanpa singgah di Balairung UGM.
“Hari ini seluruh sivitas akademika dan seluruh keluarga besar UGM berduka. Pada hari ini guru kami, pemimpin kami, dan salah satu putra terbaik UGM dan Indonesia telah dipanggil oleh Tuhan Yang Maha Kuasa,” tutur Rektor UGM Panut Mulyono dalam rilisnya, Selasa (24/3).
Panut menuturkan Iwan Dwiprahasto sebagai sosok yang sangat produktif. Diusianya yang tak lagi muda, beragam pemikirannya kerap mencerahkan dunia akademik. Tercermin dalam bidang kedokteran yang digelutinya. Secara khusus bidang Farmakologi sesuai spesialisnya.
Guru Besar UGM yang dikukuhkan pada tanggal 7 Januari 2008, ini mengajak para profesional kesehatan untuk gumregah. Terutama dalam penelitian dan kajian tentang kesehatan. Bukan sekadar kepentingan akademik tapi demi kesehatan masyarakat.
“Keeping up to date bukanlah sekadar slogan tapi merupakan prasyarat fundamental dalam implementasi Evidence Based Medicine (EBM). Ini yang harus dipegang teguh,” katanya.
Tak hanya bidang keilmuan kedokteran, sosok almarhum juga berperan dalam pengembangan UGM. Melalui kiprahnya sebagai pimpinan di tingkat fakultas dan universitas. Salah satunya sebagai Wakil Rektor pada periode kepemimpinan sebelumnya.
“Bagi UGM, sumbangsih beliau begitu besar baik bagi pengembangan universitas dengan aktifnya beliau sebagai pimpinan fakultas dan universitas selama bertahun-tahun. Selama hidupnya Prof. Iwan Dwiprahasto kita kenal sebagai sosok yang santun, selalu berbicara lemah lembut, disiplin, dan solutif dalam menghadapi berbagai persoalan,” kenangnya.
Kepergian sang guru besar Farmakologi adalah kehilangan yang sangat mendalam bagi keluarga besar UGM. Almarhum, lanjutnya, telah mewariskan banyak kebaikan selama hidupnya. Semangat inilah yang perlu dilanjutkan oleh para penerusnya di UGM.
“Marilah kita berdoa semoga Allah SWT memberikan ampunan atas dosa-dosa Almarhum, melipat gandakan amal ibadah Almarhum dan memberikan tempat yang paling mulia. Kepada seluruh keluarga yang ditinggalkan, semoga diberikan kekuatan ketabahan iman dalam menghadapi cobaan yang berat ini,” katanya. (dwi/tif)