RADAR JOGJA – Bupati Sleman Sri Purnomo meminta para perantau mematuhi aturan baku pemeriksaan kesehatan. Kebijakan ini berlaku tegas dalam rangka penanganan penyebaran Corona Virus Disease 2019 (Covid-19). Perantau yang baru kembali ke DIJ wajib menjalani isolasi mandiri selama 14 hari dan pemeriksaan kesehatan.
Kebijakan ini diambil pasca adanya lonjakan perantau yang datang ke Jogjakarta. SP, sapaannya, tak ingin para perantau menjadi penyebab utama penyebaran Covid-19. Terlebih bagi warga perantau yang datang dari darah terpapar.
“Kalau masa mudik kan sebenarnya masih dua bulan lagi, tapi ternyata sudah ada yang pulang. Terbukti ada 1.000 orang lebih mulai berdatangan ke Jogjakarta. Kami belum tahu datang ke Sleman berapa,” jelasnya, ditemui di Lapangan Pemkab Sleman, Jumat (27/3).
Pemkab Sleman, lanjutnya, turut mengacu pada hasil rapat Forkompimda, Kamis (26/3). Dalam rapat yang berlangsung di Komplek Kantor Kepatihan Jogjakarta tersebut menghasilkan beberapa keputusan. Salah satunya adalah perantau otomatis berstatus sebagai orang dalam pemantauan (ODP).
Penerapan status ini bertujuan memetakan perantau yang datang. Selama 14 hari wajib menjalani isolasi mandiri di kediaman masing-masing. Apabila dinyatakan sehat boleh berinteraksi sosial. Namun apabila ada sakit dan gejala Covid-19 maka wajib periksa kesehatan.
“Mengimbau jangan pulang ke daerah karena rentan membawa bibit (Covid-19) meluas. Justru ada sebagian warga diam-diam pulang. Kami juga tidak bisa melarang, tapi harus ikut protap Sleman. Wajib isolasi diri selama dua minggu dan periksa kesehatan,” tegasnya.
Selain edukasi terkait Covid-19 ke masyarakat, jajarannya juga melakukan penyemprotan disinfektan secara berkala. Termasuk pemeriksaan kesehatan kepada para perantau di sejumlah terminal.
SP meminta jajaran pemerintah tingkat Desa hingga RT/RW gumregah. Khususnya mendata warganya yang baru saja pulang dari wilayah Jabodetabek. Adapula pembagian 60 alat penyemprot disinfektan kepada 17 Kecamatan.
“RT/RW tentu yang paham lingkungannya. Didata apabila ada daerah terpapar maka didorong agar mengisolasi diri dulu. Menekan agar jangan sampai terjadi penularan. Walau tidak kelihatan sakit tapo rentan membawa bibit atau sebagai carrier,” ujarnya. (dwi/tif)