RADAR JOGJA – Jagat sosial media sempat geger dengan keadaan suatu desa yang sudah melakukan isolasi atau pengasingan terhadap dunia luar akibat wabah Covid-19. Beberapa yang ditemukan adalah sebagian dusun di Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Sleman, di antaranya bahkan memakai istilah lockdown.

Hasil penelusuran Radar Jogja, masyarakat sepertinya juga salah mengartikan lockdown seperti yang diterapkan di beberapa negara. Kondisi sebenarnya, hanyalah pengawasan ketat terhadap warga dari luar yang ingin masuk ke dusun.

Penanggung Jawab Kepala Desa Hargobinangun Suhardiman mengatakan, ada dua dusun yakni di wilayahnya yang melalukan upaya tersebut. Yakni Dusun Randu dan Panggeran, dia pun mengakui kalau masyarakat setempat memang memakai kata lockdown.

Kendati demikian, Suhardiman menyatakan yang sebenarnya dilakukan warga hanyalah upaya pengawasan serta pendataan bagi warga luar dusun. Hal itu sebagai upaya antisipasi Covid-19 agar tidak menjangkit warga setempat.

Sementara kata lockdown yang banyak dipasang pada spanduk gang dusun. Kata Suhardiman, hanya sebuah istilah yang dipakai pemuda desa untuk menutup jalan guna membatasi akses bagi warga yang ingin masuk ke dusun.

Suhardiman memastikan, untuk saat ini semua wilayah di Desa Hargobinangun belum melakukan isolasi terkait dengan adanya sebaran virus korona ini. Aksi yang dilakukan sementara ini, hanya upaya pencegahan dengan menyemprot disinfektan dan mendata setiap pendatang yang masuk ke dusun.

”Jadi tidak ada dan belum lockdown (dalam artian sebenarnya). Yang dilakukan hanya pengawasan terhadap warga luar dusun kalau kata lockdown itu hanya inisiatif pemuda saja,” ujarnya saat dikonfirmasi kemarin (27/3).

Penutupan akses dengan istilah lockdown juga terjadi di Padukuhan Besi, Desa Sardonoharjo, Kecamatan Ngaglik. Dukuh Besi Yuliana Irawati mengatakan, hal ini dilakukan sebagai langkah antisipasi virus korona. Menyusul adanya informasi bahwa banyak warga dari zona merah Covid-19 yang kembali ke Jogjakarta.

Yuliana menjelaskan, saat ini bagi warga yang hendak masuk ke Dusun Besi hanya diizinkan melalui pintu. Serta wajib melakukan pendataan oleh warga dan melapor kepada pengurus dusun.

”Jadi ini bentuk kehati-hatian warga menyusul informasi kalau ada orang dari Jakarta akan masuk ke dusun. Sebagaimana kita ketahui sendiri, bahwa di sana (Jakarta) merupakan zona merah korona,” ujarnya. (inu/ila)