JOGJA – Toilet underground berstandar internasional di Taman Senopati, tepatnya di depan Kantor Perwakilan Bank Indonesia DIJ, mulai dibuka untuk umum. Itu menyusul diresmikannya proyek yang menyerap dana keistimewaan (danais) DIJ hingga Rp 5,7 miliar oleh Gubernur DIJ Hamengku Buwono (HB) X Selasa (9/1).

Untuk sementara pemanfaatan toilet berasitektur mirim Museum The Louvre, Prancis, tersebut tanpa dipungut biaya, alias gratis. Penggunaannya dibatasi pukul 09.00 – 21.00.

Sebagaimana biaya yang dikeluarkan untuk membangunnya, toilet yang berada di kawasan Titik Nol Kilometer Jogja itu terbilang super mewah untuk ukuran “WC” umum. Terdiri atas 12 bilik untuk wanita, 6 bilik pria, 10 urinoir, dan toilet khusus difabel, serta satu ruang laktasi.

Siapa saja yang kebelet dan antre buang hajat pun akan tetap merasa dingin dengan adanya tiga unit mesin air conditioner (AC). Untuk pengamanan pengguna, telah terpasang kamera CCTV di bagian depan ruang masuk utama. Toilet underground juga dilengkapi sarana instalasi pengolahan air limabh (IPAL) berteknologi advanced oxidation processes.

Akses bagi difabel pun cukup memadai. Untuk membantu penyandang disabilitas saat akan masuk atau keluar toilet yang cukup curam disediakan stair lift wheelchair, yang berfungsi layaknya tangga. Stair lift wheelchair merupakan sejenis tangga bermesih yang bisa bergerak secara otomatis. Namun, pengoperasian alat tersebut tetap saja dikendalikan oleh operator. “Alat itu diimpor dari Swedia karena di Indonesia sepertinya belum ada,” ungkap Kepala Pelaksana Proyek Pembangunan Toilet Bawah Tanah Titik Nol Malioboro Wintawan Alka.

Dengan fasilitas tersebut, kaum difabel pengguna kursi roda tinggal menempatkan kursi roda mereka di atas alat tersebut. Selanjutnya, tangga otomatis akan naik atau turun seperti lift.

Selain stair lift wheelchair, sistem IPAL juga dipesan dari Eropa, yakni Jerman. Selain itu, semua bahan untuk dinding hingga meja wastafel, semuanya terbuat dari granit dalam negeri.

Tak mau sekadar mendengar paparan Wintawan, HB X pun menyempatkan diri mengecek semua fasiltas toilet. Tak terkecuali stair lift wheelchair. Wastafel, bilik toilet, hingga closet tak luput dari pengecekan gubernur.

Saat mengecek bilik toilet, HB X mengkritisi kucuran aliran air closet toilet pria yang tak mengalir deras.

“Mungkin satu saja (kekurangannya, Red). Airnya kurang deras. Bukan di wastafel, tapi di toilet. Tapi itu wajar,” tuturnya.

Wintawan pun cepat tanggap merespons kritik gubernur.

Soal aliran air closet yang tidak deras, menurut Wintawan, karena sistemnya memang demikian.

“Itu otomatis. Pertama kali dihidupkan pelan dulu, belakangan baru deras. Cessss...,” ucap Wintawan seraya menggerakkan tangan seolah menyerupai aliran air.

Toilet yang dibangun selama 10 bulan ini selanjutnya diserahkan pengelolaannya kepada Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan Dan Energi Sumber Daya Mineral (PUP-ESDM) DIJ

Plt Kepala Dinas PUP-ESDM DIJ Muhammad Mansyur mengatakan, pengelolaan toilet oleh institusinya hanya dibatasi selama setahun. Selanjutnya akan diserahkan kepada pihak ketiga. Hanya, untuk penentuan tarif penggunaan toilet akan diatur melalui keputusan gubernur.(bhn/yog/mg1)