KULONPROGO – Ratusan pecinta olahraga sepeda (goweser) DIJ dan Jateng berkumpul di Warung Geblek Pari Nanggulan, Kembang, Nanggulan, Kulonprogo, Minggu (14/1). Mereka memperingati HUT ke-2 Segoro Geni Cycling Community Yogyakarta (SGICCY).

Acara kemarin juga menjadi ajang bersilaturahmi, mengenal destinasi wisata Kulonprogo ,dan menggaungkan gerakan antinarkoba.

Ketua Segoro Geni SGICCY Panca Setiawan mengungkapkan, Segoro Geni merupakan satu dari puluhan komunitas goweser di DIJ. Segoro Geni adalah singkatan dari Sepeda Kanggo Ngolah Rogo Lan Guguyupan Ati.

“Pada ultah kedua ini kami mengundang para goweser untuk berkumpul di sini, kami memilih Kulonprogo untuk sekaligus mengeksplorasi keindahan alamnya,” katanya.

Panitia penyelenggara,Veronika Triatmilha mengamini, Kulonprogo memiliki pesona alam dan track yang sangat menantang bagi para goweser. Sejauh ini, banyak komunitas gowes berdatangan ke Kulonprogo. Keberadaan dan aktivitas mereka memiliki andil yang sangat besar bagi promosi pariwisata Kulonprogo.

“Salah satunya ya seperti kegiatan hari ini, mereka datang dari berbagai daerah dan berbagai komunitas. Jumlahnya ratusan dan tidak hanya dari Jogja, melainkan juga ada dari Muntilan, Magelang, Klaten, dan daerah lainnya,” ucapnya.

Menurutnya, bukit menoreh menyimpan potensi yang luar biasa, termasuk bagi para pecinta olah raga sepeda. Rute ekstrem di menoreh menjadi warna tersendiri bagi para goweser untuk menjajal ketangguhan dan adrenalin. Potensi wisata alam di menoreh kini juga tengah bergeliat, sejalan dengan kehadiran bandara baru di Kecamatan Temon, Kulonprogo.

“Nah jalan yang menyambungkan antara objek wisata di menoreh ini di kalangan goweser juga sering disebut rute musuh (rute yang sulit dengan dominasi tanjakan ekstrem),” imbuhnya.

Pemilik Warung Geblek Pari Angela Merici Widyanti Putri Respati mengungkapkan, Geblek Pari Nanggulan di Dusun Pronosutan ini sering menjadi jujukan. Berkonsep pedesaan, warungnya menawarkan pemandangan area persawahan luas dengan garis bukit menoreh yang menawan.
“Pengelolaannya juga melibatkan warga sekitar, menu masakannya olahan masakan desa, tergantung bahan baku yang didapat dari Pasar Wage Kenteng yang tidak jauh dari warung ini. Harapannya, warung ini dapat melengkapi daya tarik wisata di Kulonprogo,” ungkapnya.

Sekilas, desain warung Gelbek Pari ini sengaja menggabungkan antara nuansa tradisional dan modern. Disimbolkan dengan rumah joglo kayu dan bangunan modern di sekitarnya, taman kecil di bawah pepohonan lengkap dengan kolam ikan. Meja kursi kayu di luar bangunan pas bagi mereka yang ingin merasakan sensasi bersantap di alam terbuka. (tom/ila/mg1)