SLEMAN – Dalam penerimaan mahasiswa baru (maba) 2018, lima Perguruan Tinggi Negeri (PTN) menyediakan 18.599 kursi melalui tiga jalur penjaringan. Masing-masing jalur berkuota 30 persen.
Kelima PTN yang melaksanakan penjaringan mahasiswa baru tersebut antara lain, Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Jogjakarta, Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Jogjakarta, dan Institut Seni Indonesia (ISI) Jogjakarta.
“Pertama adalah Seleksi Nasional Masuk Parguruan Tinggi Negeri (SNMPTN), kedua Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN), dan terakhir Seleksi Mandiri oleh PTN,” jelas Wakil Rektor I UNY Margana dalam jumpa pers di kampus setempat, Selasa (16/1) lalu.
Tahun ini UGM menyediakan 7.099 kursi, UNY 4.690, UPN 2.770, UIN 3.499, dan ISI sebanyak 546 kursi.
SNMPTN merupakan proses seleksi berdasarkan penelusuran prestasi dan portofolio akademik siswa yang bersumber dari Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS). Jalur penerimaan ini sudah dibuka sejak 13 Januari lalu hingga 10 Februari mendatang, dilanjutkan pengumuman seleksi pada 8 Mei 2018.
Sedangkan Ujian Tulis Berbasis Cetak (UTBC) dan Ujian Berbasis Komputer (UTBK) untuk jalur SBMPTN dilaksanakan pada 8 Mei dan pendaftaran dibuka 5 April. “Khusus untuk Seleksi Mandiri sepenuhnya dikelola masing-masing PTN,” lanjut Margana.
Khusus untuk jalur SNMPTN, pihaknya mengingatkan sekolah tidak berbuat curang dengan memberikan nilai palsu agar anak didiknya lolos seleksi. Apabila didapati kecurangan akan dilayangkan surat peringatan hingga pemblokiran sekolah dalam SNMPTN selanjutnya sebagai sangsi.
“Pada 2015 lalu UNY pernah mengirimkan surat peringatan kepada tiga sekolah yang berbuat curang. Pihak sekolah harus bijak dalam hal ini, memalsukan nilai berdampak pada anak didik mereka,” tuturnya.
Direktur Akademi UGM Sri Peni Wastutingsih menuturkan, dari 7.099 kursi yang disediakan UGM akan dibagi masing-masing 2.130 SNMPTN, 2.840 SBMPTN, dan 2.330 Seleksi Mandiri. Disinggung mengenai adakah surat peringatan atau pemblokiran sekolah menengah yang berbuat curang dalam SNMPTN, Peni menyatakan tidak ada tindakan tersebut. (ita/ila/ong)