BANTUL – Dinas Perdagangan (Disdag) Bantul langsung merespons temuan Komisi B DPRD DIJ terkait anjloknya omzet para pedagang di Pasar Angkruksari. Kepala Disdag Bantul Subiyanta Hadi menegaskan, perlu beberapa sentuhan untuk mendongkrak kembali omzet para pedagang. Di antaranya, menambah pintu akses masuk pasar. Pintu baru ini didesain terletak di sebelah barat bangunan pasar.
“Biar ada dua pintu masuk. Di sebelah timur dan barat,” jelas Subiyanta di kantornya, Senin (5/2). Dikatakan, penambahan pintu masuk ini tidak semata-mata bertujuan memancing minat pembeli.
Lebih dari itu, juga demi keselamatan mereka. Sebab, akses pintu masuk selama ini persis berada di pinggir Jalan Parangtritis, di mana termasuk jalur paling krodit. “Saat jam-jam tertentu lalu lintas kendaraan sangat ramai,” ucapnya.
Sentuhan lain yang diperlukan adalah memperbaiki penataan atap. Sebagaimana diketahui, sebagian pedagang yang berjualan di los pinggiran secara swadaya memasang atap tambahan. Atap berkontruksi baja ringan ini berfungsi agar tempias air hujan tidak masuk. Sebab, tempias air hujan turut memicu tingkat transaksi jual-beli menurun. Pembeli tidak nyaman.
Menurut Subiyanta, Disdag tidak hanya berencana memperbaiki penataan atap pasar rakyat yang dibangun dengan anggaran sekitar Rp 12,3 miliar. Melainkan juga perbaikan beberapa bagian. Inventarisasi ini untuk mengetahui kebutuhan anggaran yang akan diajukan kepada Pemprov DIJ. “Ini masih kami hitung kebutuhannya,” katanya.
Dengan sentuhan perbaikan ini, Subiyanta berharap pendapatan para pedagang kembali normal. Minimal seperti ketika berjualan di pasar lama. “Semoga bisa lebih meningkat lagi,” harapnya.
Sebagaimana diberitakan, Komisi B DPRD DIJ pekan lalu meninjau Pasar Angkruksari. Komisi yang membidangi pengembangan pasar rakyat ini mendapat sejumlah temuan. Di antaranya, omzet sebagian besar pedagang anjlok hingga 50 persen dibanding saat berjualan di bangunan pasar lama.
Anjloknya omzet ini, di antaranya, dipengaruhi terbatasnya akses pintu masuk. Hanya ada satu pintu masuk ke salah satu pasar rakyat di Kecamatan Kretek ini. Faktor lain adalah penataan atap tidak feasible, sehingga tempias air hujan masuk ke los pinggiran. “Lalu, jalan di dalam pasar hanya satu meter. Terlalu sempit,” kata anggota Komisi B DPRD DIJ Aslam Ridlo. (zam/laz/mg1)