SLEMAN – Akhir Februari lalu jaringan air bersih Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Dharma Sleman di wilayah utara sempat mengalami gangguan. Watermeter induk kemasukan batu, sehingga harus dilakukan pembersihan total. Saat ini semua jaringan telah kembali normal.
“Memang sempat dilakukan backwashing yang butuh waktu, tapi tak lama dan hari itu juga sudah normal,” ungkap Direktur PDAM Tirta Dharma Sleman Dwi Nurwata Rabu (7/3). Menurut Dwi, backwashing jaringan induk dilakukan dua kali untuk memastikan tak ada lagi kotoran yang menyumbat watermeter. Dwi meminta maaf atas ketidaknyamanan pelanggan akan hal tersebut. Khususnya pelanggan terdampak di wilayah Sleman, Ngaglik, Kalasan, dan Ngemplak. “Ada sekitar tiga ribuan pelanggan,” tutur Dwi.
Selain pembersihan watermeter, petugas juga harus memastikan tekanan air tidak terlalu tinggi. hal ini guna menghindari terjadinya pecah jaringan. Untuk ukuran normal, debit air 70 liter per detik. Kendati demikian, proses penghentian suplai ke pelanggan tak berlangsung lama karena adanya cadangan air dari reservoar lain. “Gangguan hanya setengah hari, sehingga dampaknya tak signifikan,” lanjutnya.
Tahun ini jumlah pelanggan PDAM diperkirakan menembus angka 33 ribu. Untuk menekan angka kehilangan air PDAM mengoptimalkan aplikasi GIS (Geographic Information System) atau Informasi Sistem Geografi. Aplikasi yang baru pertama kali diterapkan di wilayah DIJ tersebut digunakan untuk memetakan wilayah jaringan dan pelayanan pelanggan. Memanfaatkan sistem berbasis teknologi informasi (TI) tersebut, PDAM bisa memantau seluruh jaringan perpipaan dengan bantuan satelit. Semua sistem komputerisasi terkoneksi internet.
“Dengan GIS kami bisa memantau titik-titik kebocoran air. Sehingga tim kami bisa cepat bergerak menutup kebocoran itu,” ujar Dwi.
Sistem GIS tersebut terhubung dengan server PDAM yang bekerja nonstop selama 24 jam per hari. Selain itu, dengan GIS yang terkoneksi dengan aplikasi jaringan informasi teknologi Pemkab Sleman, PDAM lebih mudah mendeteksi adanya bencana alam, seperti tanah longsor atau banjir yang mengakibatkan putusnya pipa air. Dengan begitu tim unit reaksi cepat (URC) PDAM bisa segera melakukan rekayasa jaringan perpipaan. Untuk menjamin kelancaran kebutuhan air para pelanggan. “Jika ada gangguan pipa langsung terdeteksi oleh sinyal di pusat informasi GIS di kantor PDAM,” jelasnya. (*/yog/mg1)