GUNUNGKIDUL – Cuaca di Pantai Selatan sedang tidak bersahabat. Terutama di Pantai Baron, Kemadang, Tanjungsari.

Tiga hari terakhir air ini air laut pasang nyaris menelan semua bibir pantai. Meski demikian, nelayan tetap nekat melaut.

Dampak dari air pasang, tempat bersandar kapal semakin minggir. Bahkan di antaranya terombang ambing gelombang laut.

Warna air berubah cokelat pekat akibat banjir sungai bawah tanah. Hingga Senin (19/3) aktivitas wisatawan hanya di tepian.

“Meski pasang, namun nelayan tetap melaut. Kami memiliki prediksi dan berkeyakinan aman melaut,” kata nelayan setempat Ngatino.

Perjuangan mendapatkan rezeki laut lebih berat dibanding saat cuaca normal. Ketika mendekati pantai nelayan harus berjuang menambatkan kapal karena kapal terombang-ambing ombak.

“Untuk hasil tangkapan lumayan banyak,” kata Ngatino.

Kata Ngatino, situasi cuaca seperti sekarang bukan kali pertama dialaminya. Nelayan sudah sangat hapal kondisi tersebut.

Berbekal peralatan memadai, jika waktunya tiba nelayan bergegas ke laut untuk menangkap ikan. “Tinggi gelombang sekitar dua meter,” kata Ngatino.

Koordinator SAR Satlinmas Korwil II Pantai Baron Marjono mengatakan aktivitas nelayan melaut tidak sepenuhnya terganggu ombak besar. “Namun kami mengimbau nelayan waspada,” kata Marjono.

Diakui, kondisi Pantai Baron mengalami pasang sejak tiga hari terakhir. Bibir pantai hanya tinggal menyisakan beberapa meter saja. Padahal saat normal pengunjung dapat dengan leluasa menikmati keindahan alam.

“Airnya pekat tercampur banjir sungai bawah tanah. Sangat berbahaya jika wisatawan mendekat,” ujarnya.

Pihaknya belum dapat memprediksi kapan air surut. Marjono lebih fokus memberikan imbauan kepada wisatawan maupun nelayan agar waspada. Banyaknya korban berjatuhan hendaknya menjadi pembelajaran kepada semua pihak.

Seorang pengunjung Musdalifah tetap ke Baron bersama keluarganya. Karena cuaca sedang tidak bersahabat, terpaksa menikmati keindahan alam dari kejauhan. “Air laut pekat dan cokelat,” kata Musdalifah. (gun/iwa/mg1)