SLEMAN-Gelombang tinggi pantai selatan sebagai dampak badai siklon tropis Marcus diperkirakan masih akan melanda wilayah DIJ hingga Senin (26/3).
Prakirawan Stasiun Klimatologi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika DIJ Subandi menyatakan, kecepatan badai yang bergerak ke arah barat daya mencapai 28 Km/jam. Sedangkan kecepatan maksimumnya di pusat badai bisa mencapai 205 Km/jam. “Kondisi ini berdampak pada peningkatan kecepatan angin dan tinggi gelombang laut di pesisir selatan Jogjakarta,” jelasnya Kamis (22/3).
Prakiraan kecepatan angin mencapai lebih dari 35 Km/jam. Sedangkan tinggi gelombang laut pada 21-26 Maret berkisar antara 2 – 5 meter. Pantauan radar cuaca pada pukul 14.00 kemarin menunjukkan, gelombang laut pesisir selatan mencapai ketinggian tiga meter.
Menurut Subandi, badai siklon Marcus merupakan fenomena normal di kawasan tropis setiap kali menjelang musim kemarau. Fenomena tersebut biasa terjadi di wilayah selatan garis khatulistiwa.
Di DIJ dampak badai Marcus menyebabkan sebuah kapal nelayan Gunungkidul terbalik Rabu (21/3). Seorang dari tiga nelayan tewas tergulung ombak.
Lebih lanjut Subandi menjelaskan, badai siklon tropis Marcus terdeteksi sejak Minggu (18/3) lalu. Muncul di sekitar Teluk Carpentaria, Australia. Badai ini terus bergerak ke barat daya. Pantauan terbaru pada Rabu (21/3) menunjukkan badai Marcus melintasi Samudra Hindia, sekitar 710 Km di selatan-barat daya Pulau Bali. Selain gelombang tinggi, badai Marcus memicu terjadinya hujan dengan intensitas ringan-sedang di wilayah Lampung, Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara Barat. Dalam 24 jam terakhir badai ini diperkirakan telah berada di selatan Jawa Tengah dan terus bergerak ke barat daya menjauhi Indonesia dengan kecepatan angin maksimum 220 Km/jam.
Untuk menghidari dampak buruk badai Marcus, para nelayan diimbau untuk tidak melaut hingga kondisi cuaca membaik. (ita/yog/mg1)