JOGJA– Pemprov DIJ telah tiga kali mengadakan seleksi jabatan pejabat eselon II a dan II b. Dalam tiga kali lelang tersebut, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) DIJ tercatat menjadi instansi yang paling sering meloloskan penggawanya sehingga promosi ke eselon II a dan II b.
Lihat saja saat lelang kali pertama pada 2016 silam. Kabid Perekonomian Bappeda Sigit Purwanto lolos menjadi kepala Biro Administrasi Perekonomian dan Sumber Daya Alam (SDA).
Setahun berikutnya, pada lelang jabatan 2017, Kepala Bidang Pemerintahan Bappeda Biwara Yuswantana lulus menjadi kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIJ.
Dua tahun sebelum Biwara, saat belum diadakan seleksi model lelang, Kepala Bidang Perencanaan dan Statistik Bappeda Beny Suharsono lebih dulu promosi menjadi kepala Biro Tata Pemerintahan Setprov DIJ. Kini Beny menjabat sekretaris DPRD DIJ melalui proses lelang 2017 lalu.
“Lelang tahun ini dari Bappeda yang lolos Srie Nurkyatsiwi. Dia menjabat kepala bidang pengendalian. Bu Siwi akan menyusul jejak sejawatnya menjadi kepala Dinas Koperasi dan UMKM DIJ,” ujar seorang sumber di Kepatihan Selasa (24/4).
Tanda-tanda lolosnya Siwi, sapaan akrab Srie Nurkyatsiwi, telah terbaca saat Gubernur DIJ Hamengku Buwono X memanggil empat nama peserta lelang di ruang kerjanya. Mereka yang diundang itu adalah peserta yang menduduki peringkat pertama dari 10 nama yang dinyatakan lulus uji kompetensi serta penulisan makalah dan gagasan.
Adapun tiga nama lainnya adalah Kepala Biro Administrasi Pembangunan Tri Mulyono, Kepala Bagian Kelembagaan Biro Organisasi Noviar Rahmad, dan Arief Hidayat yang sekarang menjabat diplomat madya Kementerian Luar Negeri.
Tri Mulyono yang lebih dari 10 tahun menjadi kepala biro bakal promosi menjadi kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) DIJ. Pria asal Surakarta itu akan menggantikan kursi yang ditinggalkan Joko Wuryantoro yang pensiun per 1 Februari 2018.
Terpilihnya Tri Mulyono ini seperti melanjutkan tradisi. Kepala BLH berasal dari kepala biro. Dua senior Tru Mulyono, Dradjad Ruswandono (sekarang Sekda Gunungkidul) dan Joko Wuryantoro, sebelumnya juga menjabat kepala biro.
Sedangkan Noviar kemungkinan besar menjadi kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Kasat Pol PP) DIJ. Meski bukan berlatar belakang ilmu hukum, pria yang pernah menjadi Plt kepala Biro Hukum Setprov DIJ itu akan mengisi kursi yang ditinggalkan GBPH Yudhaningrat. Sama seperti Joko Wuryantoro, Yudhaningrat memasuki masa pensiun sejak 1 Februari lalu.
Dengan naiknya Tri Mulyono, kursi kepala biro administrasi pembangunan bakal lowong. Saat disinggung kemungkinan pemprov menggunakan mekanisme mengisi posisi itu dengan mengambil enam nama yang tersisa, Sekprov DIJ Gatot Saptadi tak berani berspekulasi.
“Tunggu saja nanti. Kami baru rapatkan nanti malam (kemarin, Red),” ucap Gatot saat ditemui di ruang kerjanya kemarin siang.
Rapat yang dimaksud Gatot adalah pertemuan Badan Pertimbangan Jabatan dan Kepangkatan (Baperjakat) . Anggotanya antara lain, Kepala BKD Agus Supriyanto, Kepala DPPKA Bambang Wisnu Handoyo, Inspektur Hananto Hadi Purnomo, Assekprov, dan Kepala Bappeda Tavip Agus Rayanto. Saat ditanya soal empat nama yang dipanggil gubernur, Gatot tak menampiknya. Mantan Pj bupati Sleman itu bahkan memberikan sinyal lolosnya empat nama itu cukup kuat. “Pak Gubernur memberikan selamat kepada mereka,” bebernya.
Pengalaman mempromosikan peserta lelang yang bukan peringkat satu pernah dilakukan pemprov pada 2016. Kala itu, Etty Kumulowati nilainya berada di urutan kedua setelah Pembajun Setyaningastutie.
Pembajun promosi menjadi kepala Dinas Kesehatan DIJ. Kursi direktur RS Grhasia yang ditinggalkan Pembajun digantikan Etty yang saat itu menjadi salah satu kepala bidang di Dinas Kesehatan DIJ. (kus/yog/mg1)