BANTUL – Festival yang digelar Dinas Pertanian Pangan Kelautan dan Perikanan (dipertautkan) Bantul Rabu (2/5) tidak seperti pameran pada umumnya. Namanya festival pisang. Festival yang baru pertama kali dihelat ini salah satunya bertujuan untuk mengangkat pamor pisang Bumi Projotamansari – sebutan Kabupaten Bantul – sehingga mampu bersaing dengan produk impor. Ada empat jenis pisang yang dipamerkan. Yakni, Kojo, Raja, Ambon dan Kepok.
Bupati Bantul Suharsono menganggap pisang yang dihasilkan para petani Kabupaten Bantul tak kalah dengan produk impor. Terutama dari citarasa. Suharsono pernah membandingkannya sendiri.
“Gak usah beli pisang impor. Tuku nggone dewe wae,” pinta Suharsono di sela Festival Pisang dan Gelar Teknologi Pameran Produk Pertanian.
Senada juga disampaikan Kepala Dinas Pertanian Pangan Kelautan dan Perikanan (Dipertautkan) Bantul Pulung Haryadi. Menurutnya, pisang lokal jauh lebih segar. Saking unggulnya, produk pisang khas Bantul yang dilabeli dengan nama Barling telah menembus pasar ekspor. Di antaranya dikirim ke Italia. Karena itu, Pulung mendorong para petani menggeluti tanaman pisang. Walaupun nyaris 90 persen dari total luasan pekarangan 22 ribu hektare telah tertanami pisang.
“Peluangnya masih sangat terbuka,” ucapnya optimistis.
Dalam kesempatan itu, agenda bertema Semangat Makaryo Mbangun Deso Kita Optimalkan Potensi dan Sumberdaya Lokal Menuju Masyarakat yang Sehat, Cerdas, dan Sejahtera ini juga dimanfaatkan dipertautkan me-launching produk pertanian Bantul. Namanya Beras Bantul Asli.
Pulung menceritakan, produksi tanaman padi para petani selama ini dijual dalam bentuk gabah. Dijual ke berbagai daerah. Seperti Kota Jogja dan Delanggu, Klaten. Imbasnya, pendapatan para petani pun pas-pasan.
“Sehingga kami berinisiatif untuk dijual sendiri dalam bentuk beras,” tuturnya.
Beras Asli Bantul saat ini baru memiliki satu kemasan berukuran 5 kilogram. Untuk jenis IR 4 dan situ bagendit dibanderol Rp 10 ribu per kilogramnya. Adapun jenis beras mentik dan rojo lele variasi dipatok Rp 12 ribu per kg. Pulung manyebutkan, hingga kemarin stok beras yang siap didistribusikan mencapai 10 ton. Stok ini berasal dari 39 gabungan kelompok tani dan 10 lembaga distribusi pangan masyarakat.
“Setiap tahun kami surplus gabah 23 ribu ton,” kata Pulung disinggung mengenai bila para petani kehabisan stok. (cr5/zam/mg1)