KULONPROGO – PT Angkasa Pura (AP) I kembali memastikan eksekusi pengosongan lahan bandara akan segera dilakukan. Warga diminta segera keluar dari area proyek pembangunan New Yogyakarta International Airport (NYIA).

Juru Bicara Proyek Pembangunan NYIA Agus Pandu Purnama mengatakan setelah konsinyasi pihaknya telah melayangkan surat peringatan (SP) hingga tiga kali. Intinya warga diminta segera mengosongkan lahan, rumah, dan bangunan yang masih ditempati untuk pembangunan bandara.

“Hal itu sudah menjadi ketentuan yang harus dilakukan AP I sebelum pembersihan lahan digelar. Jadi setelah SP3 (terakhir) tidak ada lagi peringatan-peringatan lanjutan. Pada waktunya nanti kami akan melakukan eksekusi pengosongan lahan,” tegas Agus Pandu.

AP I masih berkoordinasi dengan pemerintah kabupaten (pemkab) dan aparat keamanan untuk menentukan jadwal dan mekanisme pengosongan lahan. Seiring dengan itu, pihaknya berharap warga dengan kesadaran sendiri bisa segera pindah. Kendati SP3 sudah dilayangkan selang beberapa pekan lalu, bukan berarti pihaknya melakukan pembiaran atas kondisi di lapangan.

“Kami terus memantau perkembangan. Secara paralel juga menyiapkan langkah eksekusi pengosongan lahan berikut skenario menangani warga yang tidak memiliki hunian lain. Termasuk penyiapan sarana prasarana yang dibutuhkan,” kata Agus Pandu.

Menurut dia, AP I sudah berupaya menyediakan berbagai pelayanan dan pendekatan yang bisa dimanfaatkan warga dalam menyampaikan pendapat. Termasuk melalui help desk NYIA.

Namun kanal informasi dan aduan tersebut tidak dimanfaatkan warga penolak. Mereka cenderung tertutup. Langkah pendekatan doalogis dari AP I dan pemkab pun tak digubris warga. Hal itu menyulitkan memahami keinginan warga.

“Saluran banyak, bahkan saya dan bupati sudah mengunjungi warga secara langsung. Mereka tetap bilang pokoke tidak mau bandara. Kalau pokoke, apalagi yang harus saya tempuh coba?” tanya Agus Pandu.

Sementara itu, Bupati Kulonprogo Hasto Wardoyo menilai pendekatan dialogis menjadi jalan terbaik menyelesaikan persoalan tersebut. Pemkab tetap berusaha menemui warga penolak bandara sebelum eksekusi pengosongan lahan dilakukan AP I.

“Kami menghargai sikap pendirian warga yang cukup keras menolak pembangunan bandara. Namun membuka ruang dialog bisa membuka kebuntuan komunikasi yang terjadi. Kami berharap mereka dibukakan hatinya,” harap Hasto. (tom/iwa/mg1)