GUNUNGKIDUL – Bupati Gunungkidul Badingah mengingatkan, organisasi perangkat daerah (OPD) harus tetap memberikan pelayanan prima. Tak terkecuali keterjaminan suplai air bersih saat Ramadan. Mengingat, kebutuhan air bersih di berbagai tempat ibadah bakal meningkat tajam. Di sisi lain, intensitas air hujan dipastikan berkurang menyusul datangnya musim kemarau.

“Harus segera diantisipasi bila ada kendala suplai air bersih,” tegas Badingah saat dikonfirmasi mengenai persiapan menyambut datangnya bulan puasa pekan lalu.

Kendati begitu, orang nomor satu di Bumi Handayani ini memastikan suplai air bersih tak akan menemui banyak kendala. Ini merujuk hasil koordinasi internal pemkab menyongsong bulan suci umat Islam itu. Badan Penanggulangan Bencana Daerah yang ditunjuk sebagai leading sector telah memetakan seluruh titik yang rawan kekurangan air bersih. Hasilnya, ada 12 kecamatan yang berpotensi krisis air bersih. Yaitu, Kecamatan Rongkop, Paliyan, Panggang, Girisubo, dan Purwosari. Juga, Kecamatan Tepus, Tanjungsari, Nglipar, Ngawen, Patuk, Ponjong, dan Gedangsari.

“Air kebutuhan vital, sehingga harus dipersiapkan,” ucapnya.

Direktur PDAM Tirta Handayani Isnawan Febrianto optimistis pasokan air bersih saat Bulan Ramadan lancar. Pertimbangannya, hampir 90 persen wilayah Bumi Handayani terjangkau pipa saluran air. Baik pipa PDAM maupun sistem penyediaan air minum desa (spamdes). Meskipun berdasar pengalaman PDAM kebutuhan air bersih saat Ramadan dan Lebaran meningkat tajam.

“PDAM 65 persen. 25 persen lainnya spamdes,” sebutnya.

Kendati ada wilayah yang belum terjangkau perpipaan, Isnawan yakin hal tersebut tak menjadi persoalan. Toh, sebagian ada yang memanfaatkan sumur dan air permukaan.

“Untuk wilayah yang secara geografis sulit kami suplai dengan dropping air,” tandasnya.

Dalam kesempatan itu, Isnawanto juga menyinggung upaya PDAM memperluas jangkauan pada tahun ini. Menurutnya, badan usaha milik daerah yang dipimpinnya mengoptimalkan sumber air di wilayah tengah. Dengan begitu, wilayah seperti Tegalsari, Wonosari, Sayangan (Playen), dan Karangmojo tak akan kekurangan air bersih.

“Kapasitas produksi juga kami tingkatkan. Hingga 50 liter per detik,” ucapnya. (gun/zam/mg1)