Infeksi cacing tambang disebut juga nekatoriasis. Infeksi cacing tambang pada manusia disebabkan oleh Necator americanus dan Ancylostoma duodenale. Penyakit ini menular melalui larva cacing yang terdapat di tanah yang menembus kulit (biasanya di antara jari kaki). Cacing ini akan berpindah ke paru kemudian ke tenggorokan dan akan tertelan masuk ke saluran cerna.

Manusia merupakan tuan rumah utama infeksi cacing tambang. Cacing dewasa hidup di sepertiga bagian atas usus halus, melekat pada mukosa usus dan dapat bertahan selama 7 tahun atau lebih. Cacing tambang menghisap lebih banyak darah bila dibandingkan dengan Trichuris trichiura. Seekor Ancylostoma duodenale mengisap 0,16-0,34 ml darah per hari. Sedangkan seekor Necator americanus menghisap 0.03 – 0,05 ml darah per hari. Luka yang diakibatkan gigitan Ancylostoma duodenale lebih berat dibandingkan kerusakan yang diakibatkan Necator americanus. Selain itu Ancylostoma duodenale diduga memproduksi zat antikoagulan yang lebih kuat dibanding Necator americanus.

Cacing ini menyebabkan laserasi pada kapiler villi usus halus dan menyebabkan perdarahan lokal pada usus. Sebagian dari darah akan ditelan oleh cacing dan sebagian keluar bersama dengan tinja.

Gejala klinis yang terjadi tergantung pada derajat infeksi, makin berat infeksi manifestasi klinis yang terjadi semakin mencolok, berupa, anoreksia, mual, muntah, diare, kelelahan, sakit kepala, sesak napas, palpitasi, dispepsia, nyeri disekitar duodenum, jejenum dan ileum.

Gejala infeksi cacing tambang yang umum terjadi, yaitu gangguan pencernaan berupa mual, muntah, diare, dan nyeri ulu hati; pusing, nyeri kepala; lemas dan lelah; anemia; dan gatal di daerah masuknya cacing. Infeksi cacing cambuk disebut juga trikuriasis. Daur hidup cacing cambuk mirip dengan daur hidup cacing gelang. Namun, pada cacing cambuk tidak ada siklus masuk ke paru. Gejala infeksi cacing cambuk yang umum terjadi yaitu nyeri ulu hati, kehilangan nafsu makan, diare, anemia.

Trichuris trichiura disamping menggunakan karbohidrat juga akan menyebabkan anak kehilangan darah, seekor cacing dewasa menghisap 0,005 ml darah per hari.

Efek infeksi Trichuris trichiura dapat menyebabkan menurunnya insulin like growth faktor (IGF-1) suatu hormon pertumbuhan bersifat anabolik yang berfungsi pada pertumbuhan skeletal dan hematopoesis. Secara keseluruhan infeksi Trichuris trichiura dapat menyebabkan diare kronik berat, serta hilangnya darah dalam jumlah besar. Disamping itu umur Trichuris trichiura relatif panjang (10 tahun), semua keadaan ini secara tidak langsung akan mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak. Sebagian kelainan akibat kecacingan dapat kembali normal bila cacing dikeluarkan.

Di sisi lain, infeksi cacing dapat dicegah dengan cara menjaga pola perilaku hidup bersih dan sehat, yaitu dengan cara mencuci tangan dengan sabun sebelum makan, menggunting kuku seminggu sekali, menggunakan alas kaki, mencuci buah dan sayur sebelum dikonsumsi dan minum obat cacing jika ada anak atau anggota keluarga yang menderita kecacingan. Selain menerapkan pola perilaku hidup bersih dan sehat, pencegahan infeksi cacing dapat dilakukan dengan pemberian obat cacing. Pemberian obat cacing dapat dimulai sejak anak usia 2 tahun. Hal ini, disebabkan karena pada anak usia 2 tahun sudah terjadi adanya kontak dengan tanah yang merupakan sumber penularan infeksi cacing. Pemberian obat cacing dapat diulang setiap 6 bulan sekali. Sedangkan, untuk daerah non endemis pemberian obat cacing harus diberikan sesuai indikasi dan sesuai pemeriksaan dokter dengan hasil pemeriksaan tinja positif ditemukan telur cacing atau cacing.

Delapan negara di Asia Tenggara menanggung beban sedang hingga tinggi. India (64%) dan Indonesia (16%) bersama-sama berkontribusi 80% dari beban Regional. Obat yang digunakan untuk kecacingan, albendazole, dan mebendazole efektif dan murah untuk mengontrol penularan dan reinfeksi kecacingan. Untuk pengobatan yang efektif, gunakan obat yang tepat dengan aturan pakai yang sesuai. (*/yog/mg1)