KULONPROGO-Help desk New Yogyakarta International Airport (NYIA) selain menjadi pusat informasi pembangunan bandara juga berfungsi mengawal hak-hak warga secara finansial dan administrasi. Selebihnya help desk melakukan pendekatan terhadap warga yang masih menolak kehadiran bandara.

“Help desk juga bersinergi dengan (perusahaan yang melakukan) CSR (corporate social responsibility) untuk pemberdayaan warga terdampak bandara,” kata Koordinator Penanggung Jawab Help Desk NYIA Ubaidillah Zamharir di sela pindah kantor baru Selasa (22/5).

Perusahaan yang melakukan CSR memiliki dana khusus untuk pemberdayaan warga. “Help desk akan memprioritaskan warga terdampak di ring satu. Informasi ketanagakerjaan akan diinformasikan sampai tingkat dusun,” kata Ubaidillah.

Pihaknya sudah berkoordinasi dengan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kulonprogo kolaborasi CSR dengan kegiatan pelatihan.

“Pembangunan NYIA ini bertahap, mulai land clearing hingga operasinoal. Butuh tenaga kerja sangat banyak. SDM harus disiapkan, untuk itu pelatihan diberikan bekerjasama dengan Disnakertrans,” kata Ubaidillah.

Sebagai bentuk komunikasi, pihaknya juga berupaya mendatangi warga terdampak di lima titik relokasi NYIA. Termasuk warga yang menempati rumah khusus (Rusus) Magersari di Kedundang.

“Kesempatan itu kami gunakan untuk sosialiasi sekaligus pendekatan terhadap kenalan, saudara, keluarga atau kerabat dari 37 KK yang masih bertahan menolak,” ujar Ubaidillah.

Kepala Disnakretrans Kulonprogo Eko Wisnu Wardana mengatakan pihaknya sudah dihubungi Help Desk NYIA terkait pelatihan yang akan dilakukan. Ada empat pelatihan yang difokuskan untuk pekerjaan awal.

“Pelatihan itu akan dibiayai oleh CSR perusahaan. Paket atau kuota pesertanya juga lebih banyak dibanding pelatihan reguler di Balai Latihan Kerja (BLK). Setiap pelatihan ada 20 peserta, termasuk uang makan dan fasilitas lain tentu berbeda,” kata Eko Wisnu. (tom/iwa/mg1)