JOGJA – Suasana Panti Pareden yang berada di kompleks Magangan Keraton Jogjakarta mendadak ramai kemarin sore (12/6). Masyarakat dan wisatawan berbondong-bondong menyaksikan upacara Tumplak Wajik.

Upacara Tumplak Wajik merupakan rangkaian awal dari Upacara Grebeg Syawal yang dilakukan oleh Keraton Jogjakarta. Dalam upacara ini wajik ditumpahkan dari bakul kemudian di atasnya diberikan bambu untuk membuat gunungan.

”Wajik secara lahiriah adalah makanan yang enak, gurih, dan manis,” ungkap Abdi Dalem Widya Budaya Keraton Jogjakarta KRT Rinto Isworo.

Dia menjelaskan wajik tersebut melambangkan kesejahteraan, kemakmuran, dan lambang persaudaraan. Lebih lanjut, terdapat lima gunungan yang akan diperebutkan oleh masyarakat. Selain itu terdapat dua gunungan yang masing-masing akan diberikan ke Kepatihan dan satu lagi ke Puro Pakualaman.

”Nantinya lima gunungan yang akan diperebutkan tersebut akan dibawa ke Masjid Gedhe Kauman untuk didoakan,” jelasnya.

Doa yang dimaksud oleh KRT Rinto meliputi dua aspek. Pertama sebagai rasa syukur, kedua sebagai permohonan kepada Yang Maha Kuasa. ”Permohonan-permohonannya, keselamatan Raja, keluarga, sampai kepada kawulanya,” ungkapnya.

Ada dua jenis gunungan dalam acara Grebeg Syawal yaitu Gunungan Wadon atau Gunungan Putri dan Gunungan Lanang atau Gunungan Putra. Dalam proses pembuatan gunungan selalu diawali dengan Gunungan Putri. Hal itu dikarenakan di dalam perempuan awal kehidupan dimulai. Namun, ketika dalam kirab, nantinya Gunungan Lanang yang berada di depan karena pria dianggap sebagai pemimpin.

KRT Rinto menjelaskan, bahan baku dalam gunungan itu merupakan hasil bumi dari tanah Mataram atau tanah Jawa. ”Hal itu melambangkan bahwa Negeri Mataram adalah Negeri Agraris,” tegasnya.

Dalam tradisi ini juga selalu diiringi dengan tradisi Gejlog Lesung. Hal tersebut selain sebagi penanda akan adanya gawe atau kegiatan juga dipercaya dapat mengusir roh jahat.

Selain dihadiri oleh para Abdi Dalem Keraton, juga turut hadir GKR Mangkubumi. Dia menjelaskan pada prinsipnya Tumplak Wajik ini untuk meminta keselamatan dan juga kelancaran pada hari H acara berlangsung.

”Intinya ini puji syukur kepada Gusti Allah. Karena sudah diberi keselamatan dan kesehatan,” tegasnya. (har/ila/ong)