Pria 22 tahun ini merupakan satu dari dua anggota tim dokter Timnas U-16 di bawah asuhan Pelatih Fachry Husaini. Meskipun hanya mencicipi enam bulan menjadi fisioterapis timnas, sepak terjangnya patut diapresiasi. Dia menjadi satu-satunya fisioterapis muda yang dibawa dr Alfan kala Timnas U-16 menjalani serangkaian persiapan untuk AFF dan AFC tahun 2017.
“Dulu sering ketemu dr Alfan di berbagai event, salah satunya pada event Merapi Marathon,” tutur Ipang yang tinggal di Cangkringan, Sleman, kepada Radar Jogja (21/6). Dari pertemuan itu lama-kelamaan Ipang sering bekerja sama dengan dr Alfan. Puncaknya dia dipercaya untuk menangani pemain timnas.

Lulusan Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) jurusan Ilmu Keolahragaan angkatan 2013 itu memang sejak kecil tidak pernah bisa jauh dari dunia bola. Dia pernah membela panji sekolah sepak bola Tunas Merapi Cangkringan (SSB TMC) dan berposisi sebagai penjaga gawang. Dan sejak menangani timnas hingga sekarang, dia tetap menjadi penjaga. Hanya saja, saat ini yang dijaga adalah pemain agar tidak mengalami cedera.

“Memang tugas utama kami sebagai fisioterapis untuk mengobati dan mencegah pemain agar terhindar dari cedera,” jelasnya. Tugas yang dia emban cukup berat. Sebelum latihan dimulai, Ipang harus mempersiapkan segala sesuatunya. Bahkan setelah latihan, dia masih harus memberikan terapi kepada pemain yang cedera.

“Memang capek, saya hanya berdua dengan dr Alfan,” terangnya. Namun rasa bangga karena dapat menjadi bagian timnas dan berharap dapat membawa nama harum bangsa di panggung internasional mengalahkan rasa letihnya. Oleh sebab itu, segala kemampuan telah dia kerahkan semaksimal mungkin.

Meskipun tidak dapat lolos AFF, timnas berhasil mendapatkan hasil maksimal di AFC yang diselenggarakan 2017 silam di Bangkok, Thailand. Namun seusai dari Bangkok, Ipang yang kala itu masih menempuh pendidikan memilih untuk mundur dan menyelesaikan kuliahnya terlebih dahulu. Ipang menyampaikan rasa sedihnya karena harus berpisah dengan timnas. Akan tetapi dia percaya suatu saat akan ada jalan untuk menjadi fisioterapis timnas.

Bukan hanya timnas, dia juga dihubungi salah satu tim futsal di Jawa Tengah. Namun, dia tidak dapat menyanggupi panggilan itu. Bukan hanya tim futsal saja. Tim dari Liga 1 juga sempat melirik Ipang untuk menjadikannya bagian dari fisioterapis tim.
Benar, ajakan itu juga berasal dari dr Alfan yang juga merupakan salah satu tim dokter Bhayangkara FC. “Lagi-lagi saya tidak bisa karena waktu itu saya harus menyelesaikan skripsi dan saat Piala Presiden bergulir, saya belum sempat menyelesaikan skripsi,” bebernya.
Kini dia memilih bekerja di salah satu pusat kebugaran di salah satu PTS ternama di DIJ. Sembari menunggu jika tenaganya kembali dibutuhkan oleh tim nasional. “Kapan aja jika dibutuhkan, saya siap,” tandasnya. (laz/mg1)