JOGJA – Berbagai atraksi budaya menjadi rangkaian Syawalan dan Gelar Budaya bertema Merajut Kebhinekaan Merawat Pancasila. Acara ini digelar Taruna Merah Putih di Plaza Serangan Oemoem 1 Maret Sabtu malam (30/6).
Agenda tersebut sekaligus untuk terus membumikan Pancasila di masyarakat. Ketua Umum Taruna Merah Putih Maruarar Sirait mengatakan syawalan dan gelar budaya tersebut sebagai upaya menunjukkan eksitensi Pancasila.
Ara, sapaan Maruarar, mengatakan sudah saatnya silent majority atau kelompok masyarakat yang selama ini diam, mulai bergerak. “Agenda kali ini menunjukkan silent majority mulai bangun, masyarakat datang atas kemauan sendiri, dan tidak dibayar,” ujar Ara.
Menurut dia di tengah gempuran radikalisme maupun terorisme, Pancasila harus menunjukkan eksistensinya. Ara meminta kehadiran Pancasila bukan sekadar retorika tapi melalui gerakan nyata.
Apalagi kampanye radikalisme dan terorisme juga sudah mulai menyasar keluarga dan anak-anak. “Pemahaman tentang Pancasila maupun kebinekaan juga tidak boleh kalah, harus mampu menjawab kebutuhan masyarakat,” pesan Ara.
Dia mengapresiasi Jogjakarta masih sebagai miniatur Indonesia. Tolok ukurnya, Ara menyebut tentang kerukunan di Jogjakarta yang tetap terjaga. “Selama ini Jogja juga yang paling sering mengampanyekan Pancasila dan kebinekaan,” kata Ara.
Ketua DPD Taruna Merah Putih DIJ Wimron Samawi mengatakan acara tersebut merupakan ide Taruna Merah Putih DIJ. Untuk meneguhkan semangat Pancasila, sengaja dihadirkan tari dari berbagai daerah seperti, Bali, Reog Ponorogo maupun tari Jawa sendiri.
Adapula kesenian barongsai dan hadroh. “Kami tampilkan kebinekaan yang ada di Jogja,” kata Wimron.
Kegiatan dihadiri ribuan warga dari berbagai kalangan. Diakhiri dengan pengajian serta pemaparan Pancasila oleh Prof Abdul Munir Mulkhan. (*/iwa/mg1)