GUNUNGKIDUL – Pekerjaan rumah Pemkab Gunungkidul masih menumpuk. Yang paling mencolok di antaranya adalah akreditasi puskesmas. Hingga sekarang masih ada delapan fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP) yang belum mengantongi akreditasi. Alias belum sesuai dengan standard yang diterapkan Kementerian Kesehatan.

Sekretaris Dinas Kesehatan (Dinkes) Gunungkidul Priyanta Madya Satmaka mengakui bahwa akreditasi sangat penting. Itu untuk mengetahui apakah layanan kesehatan puskesmas sudah sesuai dengan standard kementerian atau belum.

”Dan standard ini penting lantaran puskesmas berperan dalam penyelenggaraan layanan kesehatan,” jelas Priyanta saat dihubungi Senin (2/7).

Karena itu, dinkes terus menggenjot akreditasi seluruh puskesmas. Tak terkecuali pada 2018. Ada delapan puskesmas yang bakal mengikuti akreditasi tahun ini. Yakni, Puskesmas Semanu II, Tepus II, Ponjong II, dan Gedangsari I. Juga, Puskesmas Playen II, Nglipar II, lalu Saptosari, terakhir Girisubo. Priyanta optimistis delapan puskesmas dapat menggondol akreditasi tahun ini.

”Bulan ini survei untuk penilaian akreditasi,” ucapnya.

Dikatakan, upaya puskesmas mendapatkan akreditasi telah dimulai sejak beberapa tahun lalu. Persisnya pada 2015. Priyanta menyebut dalam kurun waktu tiga tahun terakhir upaya ini membuahkan hasil.

”Dari 30 puskesmas se-Gunungkidul 22 di antaranya telah mengantongi akreditasi,” sebutnya.

Apa saja yang dinilai dalam akreditasi? Meliputi seluruh aspek. Di antaranya, manajemen kesehatan, upaya kesehatan perorangan, dan pemenuhan sumber daya manusia. ”Terkait pelayanan harus sesuai standard operational procedur (SOP),” ujarnya.

Bila sudah mengantongi akreditasi, Priyanta mengingatkan bukan berarti pekerjaan puskesmas telah selesai. Sebaliknya, puskesmas harus sanggup mempertahankannya. Sebab, ada tahapan reakreditasi. Pembaruan akreditasi ini tiga tahun sekali.

”Banyaknya puskesmas yang terakreditasi membuktikan sudah dapat dipercaya,” tandasnya.

Anggota Komisi D DPRD Gunungkidul Heri Nugroho mendorong agar pelayanan pusksesmas terus ditingkatkan. Sebab, keberadaan FKTP sangat dibutuhkan masyarakat. Apalagi, FKTP belakangan ini menjadi jujukan pertama pasien peserta jaminan kesehatan.

”Kalau pelayanan prima terwujud, maka kepercayaan masyarakat kepada bidang kesehatan pun akan meningkat,” katanya. (gun/zam/mg1)