MAGELANG–Pendidikan karakter di kalangan pelajar adalah sesuatu kegiatan yang tidak bisa dilihat hasilnya secara instan. Tetapi semangat agar para pelajar di Kota Magelang punya karakter kuat terus didengungkan berbagai pihak. Hal ini yang mendorong segera diwujudkannya pembuatan aplikasi Program Literasi Kitab Suci (Gelis Suci) berbasis Android.“Aplikasi yang bisa diunduh ini, guna mendukung program penguatan pendidikan karakter,” kata Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Pemkot Magelang, Taufik Nurbakin, Senin (2/7).

Untuk tahap awal, dilakukan Forum Group Discusion (FGD) Program Gelis Suci di Aula Disdikbud, dengan melibatkan berbagai elemen masyarakat. FGD ini dihadiri anggota musyawarah guru mata pelajaran (MGMP), tokoh agama, kementerian agama, dan MUI. Termasuk pihak LSM dan jurnalis.“FGD ini untuk menjaring masukan berbagai elemen terkait, sebelum mulai membuat aplikasi Gelis Suci. Paling lambat 2019 mendatang aplikasi sudah bisa diluncurkan,” tutur Taufik.

Dijelaskan, secara umum gerakan literasi keagamaan di sejumlah sekolah sudah berjalan baik, dengan beragam bentuk. Namun, pihaknya bakal lebih mendorong lagi gerakan ini hingga tingkat Kota Magelang, yang berarti menyeluruh di semua sekolah tingkat SD-SMP.“Program Gelis Suci akan kami gerakkan di seluruh Kota Magelang. Kami buatkan aplikasinya yang bisa diterapkan di ponsel berbasis Android,” ujarnya.

Melalui gerakan ini, pihaknya mendorong pelajar aktif membaca, menulis, mengkaji, hingga mengamalkan literasi keagamaannya dalam berbagai bentuk. Misalnya di sejumlah sekolah sudah menerapkan kewajiban membaca Alquran di jam-jam tertentu.“Ada juga pembacaan Asmaul Husna, tadarus, kultum, dan infaq. Untuk pelajar non-muslim juga sudah menerapkan ini, seperti pengkajian kitab suci dan bentuk lainnya. Kami akan buat panduannya di aplikasi, tapi pihak sekolah juga bisa berimprovisasi,” jelasnya.

Anggota MGMP PPKn Kota Magelang Suryati mengaku, siap mendukung program ini. Meskipun di sejumlah sekolah sebenarnya sudah menerapkan literasi tersebut dalam berbagai bentuk.“Seperti di SMP 2 Magelang sudah rutin pembacaan Asmaul Husna, tadarus Alquran, kultum, dan menaruh kotak infaq di dekat kamar kecil. Ini sudah berjalan efektif dan anak-anak juga terbiasa. Termasuk anak-anak yang non-muslim dengan program tersendiri,” ungkapnya.

Hal senada juga disampaikan guru anggota MGMP PAI dan Budi Pekerti Aziz bahwa program ini diharap bisa berjalan dengan baik. Ia juga menyebutkan, program literasi kitab suci sebenarnya sudah berjalan di sekolah-sekolah dengan cara beragam.“Meski begitu, kami tetap mendukung program Gelis Suci dan aplikiasinya di ponsel. Saya juga coba mengusulkan agar program game di handphone bisa dimanfaatkan untuk pembelajaran agama,’’ katanya.

Sekretaris PGRI Kota Magelang Salamun berharap program Gelis Suci ini tidak membebani siapapun, terutama guru agama dan kepala sekolah. Demi suksesnya program ini diperlukan sinergi semua unsur dan guru di sekolah.“Program Gelis Suci tanggung jawab bersama, bukan satu-dua guru dan sekolah saja,” tandasnya. (dem/din/mg1)