SEMARANG – Sebanyak 21 pasangan mengikuti nikah masal di lapangan olahraga Kejati Jateng, Selasa (17/7). Sebelum melakukan ijab qabul, 21 pasangan diarak dengan menggunakan bendi (kereta kuda).
Arak-arakan diawali dari kantor Kejati Jateng, mengelilingi Lapangan Simpang Lima dan kembali ke lapangan kantor kejati. Sedangkan ijab qabul dilakukan secara serentak dipandu oleh 21 penghulu dari Kota Semarang.
Kepala Kejati Jateng, Sadiman, mengatakan, kegiatan nikah masal tersebut diadakan secara gratis sebagai bentuk bhakti kepada masyarakat. Menurutnya, kejaksaan juga bagian dari sahabat rakyat. Untuk itu, semua kebutuhan nikah sepenuhnya disiapkan oleh Kejati Jateng.
Dia memastikan, kegiatan tersebut akan rutin digelar setiap tahun. Dia menilai, kegiatan ini sebagai bukti negara hadir untuk membantu masyarakat, khususnya warga tidak mampu.
“Kalau bisa ke depan, yang kemarin sudah ikut sunatan masal, kalau usianya sudah mencukupi, bisa ikut nikah masal juga,” ucap Sadiman sambil tersenyum di hadapan para mempelai.
Salah satu pengantin, Gunaryo, 50, mengaku, terharu dengan pernikahan tersebut. Sebab, ia sudah mengimpikan sejak 9 tahun lalu, namun baru terealisasi kemarin. Selama ini, dia dan istrinya, Tri Ekowati, statusnya hanya nikah siri.
Gunaryo mengaku mendapat informasi digelarnya nikah masal itu dari Ketua RT-nya di Jangli, Semarang.
“Begitu dapat info Pak RT, saya langsung ikut, karena semua biaya pernikahan ditanggung oleh kejaksaan. Saya sangat berterima kasih kepada Kejati Jateng, karena kami akhirnya bisa menikah secara resmi. Maklum, selama ini saya belum memiliki biaya,” kata Gunaryo penuh haru.
Pasangan pengantin lainnya, Abdullah dan Nur Juwariyah, mengaku acara nikah masal tersebut sebagai saksi kekuatan cintanya bersemi kembali. Sebab, keduanya sempat bercerai pada 2016. Namun sepakat menikah lagi demi keuntuhan rumah tangga dan kepentingan kelima anak dan lima cucunya.
Pasangan Arif Aini, 50, dan Sri Hartati, 40, mengaku nikah masal mempermudah proses pernikahan mereka. “Enak ya, mudah prosesnya. Lebih hemat. Alhamdulillah dari awal sampai akhir lancar-lancar aja,” ucap pengantin baru ini.
Selain tanpa dipungut biaya, setiap pasangan juga mendapatkan bingkisan dari kejati serta menerima uang santunan masing-masing Rp 650 per pasangan.
Acara tersebut merupakan bagian dari rangkaian kegiatan menyambut Hari Bhakti Adhyaksa (HBA) ke-58 dan Hari Ulang Tahun (HUT) XVIII Ikatan Adhyaksa Dharmakarini. (jpg/ila)