“Bangga sekali, senang bisa ikut bawa obor,” ungkap Hendra malu-malu, dengan senyum khas laki-laki Jawa. Hendra adalah atlet panahan yang telah mengalungi medali perak pada SEA Games 2015. Kejuaraan internasional lain yang pernah dia ikuti adalah Olimpiade 2016 dan SEA Games 2017.
“Tapi sayang yang lain itu belum menang, hehe,” ungkapnya. Hendra membawa obor Asian Games sekitar 500 meter dari Ngabean. Menurutnya, persaingan dalam cabang panahan saat ini cukup ketat. Namun untuk di Jogja, peminat olahraga ini berkembang sangat pesat.
Meski dia tak ikut berlaga di Asian Games 2018, berpartisipasi dalam Torch Relay Asian Games sudah menjadi sebuah kebanggaan. Bahkan, ia rela absen dari kuliah kerja nyata (KKN) yang sedang dijalaninya. “Ini saya lagi KKN sebenarnya,” katanya sambil tertawa.
Dia turut berbangga menyemangati kakak kandungnya, Titik Kusumawardani, yang juga atlet panahan. Titik sendiri satu dari tiga atlet panahan dari Jogja yang maju ke Asian Games. Dua lainnya yakni Primawisnu dan Oka Bagus Subekti.
Hendra, mahasiswa Jurusan Pendidikan Olahraga Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) ini merupakan bungsu dari lima bersaudara. Kelimanya merupakan atlet panahan. Buah hati dari pasangan atlet panahan Supriantoro dan Rusdiyah.
Tak heran kemampuan Hendra memanah sudah diasah sejak di kandungan. “Semoga Indonesia sukses menyelenggarakan Asian Games, sukses untuk para atletnya, selamat berjuang!” ujarnya penuh semangat. (laz/mg1)