BANTUL – Kericuhan suporter saat laga derby PSIM vs PSS di Stadion Sultan Agung (SSA), Bantul menyebabkan satu korban meninggal. Seorang remaja 17 tahun bernama Muhammad Iqbal Setyawan. Dia meninggal pada Kamis malam (26/7).
Korban merupakan siswa kelas dua SMK 1 Pleret. Menurut paman korban, Suratno, 49, Iqbal bukan suporter, cuma penonton umum. Dia ke SSA tidak pakai atribut ke dua suporter.
”Cuma pakai celana pendek hitam dan baju berwarna gelap,” kenang Ratno, sapaannya, ditemui di rumah duka, Jumat (27/7).
Ratno terakhir bertemu Iqbal pada Kamis Siang. Bahkan korban sempat pamit kepada Ratno untuk menonton bola. Ratno mengaku sempat melarang anak ke dua dari empat bersaudara ini untuk berangkat ke SSA.
“Dia bilang di SSA tidak sendiri, bahkan teman-temannya sudah menunggu,” tutur Ratno.
Hingga sore hari, seorang teman Iqbal menelepon kepada salah satu teman yang tinggal satu dusun dengan Iqbal di Dusun Balong, Timbulharjo, Sewon. Mereka mengabarkan bahwa Iqbal terjebak dalam kerusuhan. Kemudian Ratno bersama beberapa anggota keluarga segera mencari keberadaan Iqbal tapi tak kunjung bertemu.
“Kami mencari di sekitar stadion, kemudian di setiap rumah sakit, juga rumah teman-temannya. Tapi tidak kunjung menemukan Iqbal,” ungkapnya.
Hingga pada akhirnya datang satu kiriman pesan Whatsapp dan foto. Pihak keluarga langsung menuju RS Permata Husada Pleret dan menemukan Iqbal sudah tak bernyawa.
Menurut Ratno, kiriman Whatsapp dan foto tersebut sudah masuk sejak 19.30. Tapi pihak keluarga tidak tahu kalau itu Iqbal. Karena wajahnya menggunakan perban.
Dokter mengatakan, korban datang ke RS ketika Maghrib. Kondisinya sempat kritis, sebenarnya akan segera dirujuk ke RS di Kota. Tapi hingga mengembuskan nafas terakhirnya, pihak RS tak bertemu satu pun keluarga. Sehingga tidak jadi segera dirujuk. Iqbal meninggal pukul 21.00.
“Saya sudah mengimbau kepada muda-mudi di sini (Dusun Balong), ini harusnya jadi pembelajaran bagi semua,” tegasnya.
Menurut Ratno, Iqbal merupakan sosok yang pendiam. Dia juga penurut dan rajin. Dia selalu membantu orang tua setiap sore membersihkan rumah dan halaman secara rutin. (ega/ila)